Jet tempur T-50 mengudara
selama kompetisi keterampilan penerbangan internasional Aviadarts 2016
di pusat pengujian Angkatan Udara Rusia Chauda di luar kota Feodosia.
Sumber: Evgeny Biyatov / RIA
Novosti
Selain mesin tersebut, perusahaan juga telah menyiapkan generator gas untuk melakukan pengujian mesin.
Mesin Apa yang Digunakan T-50 Saat Ini?
Saat ini, T-50 masih menggunakan mesin tahap pertama, yaitu Al-41 yang dimodernisasi.Menurut Pavel Bulat, seorang pakar avionik sekaligus kepala Perusahaan Kupol Group, mesin tersebut serupa dengan mesin Su-27 dan Su-30, serta model lain dari seri tersebut, meski ini adalah versi yang lebih baru.
“Mesin untuk T-50 telah ditingkatkan secara signifikan dibanding model aslinya — mereka memiliki sistem kendali terbaru, kompresor, dan lain-lain. Namun, mesin itu masih ketinggalan dibanding konsep generasi kelima dan sangat terlihat di layar radar,” kata sang pakar.
Mesin baru, tahap kedua, merupakan salah satu yang paling canggih di dunia, terang Bulat. Berkat mesin ini, T-50 dapat berakselerasi menuju kecepatan supersonik tanpa menggunakan pembakaran lanjut (afterburner), dan mempertahankan kecepatan sepanjang penerbangan.
“Saya pikir kecepatannya akan mencapai Mach 1,6 atau sekitar 2.000 kilometer per jam, tergantung pada medan yang dilalui penerbangan tersebut. Mesin juga akan memperbaiki kemampuan siluman T-50 secara signifikan berkat penggunaan material komposit baru,’ terang Bulat.
Selain itu, para perancang berharap dapat menguji mesin baru pada jet tempur mereka 1,5 tahun dari sekarang. Mereka ingin mesin itu sudah digunakan secara menyeluruh pada 2020.
“Selain mesin, ada dua hal lain yang juga perlu dimodifikasi, yakni stasiun radar, dan mereka perlu mengeliminasi kekurangan dalam konsep kerangka udara, yang — di antara semua pesawat yang terbang saat ini — merupakan yang paling modern di dunia," terang sang analis.
Senjata Jet Tempur Terbaru
Meriam Berkaliber 30 MilimeterSalah satu meriam yang paling ringan di kelasnya, yaitu meriam 9-A1-4071K dirancang untuk menyerang kendaraan lapis baja atau target lapis baja milik musuh. Dalam sekali penerbangan, pilot dapat melancarkan 150 tembakan dari senjata 30 milimeter ini.
Senjata baru ini merupakan modifikasi dari meriam pesawat single-barrel GSh-301 yang digunakan oleh pesawat tempur dan pengebom Rusia.
Bom Pesawat
PKe depannya, pesawat tempur generasi kelima juga akan menerima bom berdaya ledak tinggi dan bom thermobaric, kata CEO perusahaan “Techmash” Sergey Rusakov pada 22 September lalu.
Menurutnya, saat ini pemasangan bom berdaya ledak tinggi OFZAB-500 dan bom thermobaric ODAB-500PMB untuk PAK FA sedang dipertimbangkan. Keduanya pernah digunakan dalam operasi di Suriah oleh Rusia. Saat ini, hulu ledaknya sudah diproduksi untuk kemudian dilakukan uji coba.
Sesuai program persenjataan Rusia, Angkatan Bersenjata Rusia akan menerima 12 pesawat tempur T-50 sebelum akhir tahun ini. Sebuah kontrak pasokan pesawat generasi terbaru akan didiskusikan dengan Kementerian Pertahanan Rusia pada akhir 2016. Kemudian, Departemen Perang akan memutuskan berapa banyak pesawat yang dibutuhkan.
Pesawat
tempur terbaru Rusia dibuat sebagai pesaing utama F-22 Raptor.
Sebelumnya, pesawat tempur Amerika sudah berhasil menunjukkan
keistimewaannya dalam Perang Irak.
“T-50 akan menjalankan produksi berseri jauh lebih lama dibanding Raptor. Hal ini membuat kami bisa mempertimbangkan semua pro dan kontra pesawat yang ada, ketika membuat pesawat tempur kami sendiri. Situasi yang sama terjadi saat kami sedang menyiapkan pesawat tempur multiperan generasi keempat Su-27, prototipe pesawat domestik yang muncul lebih belakangan dibanding pesawat F-16 Amerika dan mempertimbangkan kekurangan analognya. Hasilnya, Sukhoi kami mampu mengalahkan ‘pesawat Amerika’ dalam konteks karakteristik tempur,” kata Vadim Kozyulin, profesor di Akademi Ilmu Militer.
Sang pakar menyebutkan bahwa T-50 dapat menggunakan sejumlah besar misil udara-ke-udara berpresisi tinggi, serta semua senjata kendali presisi.
“Sebagai bagian dari konsep ‘siluman’, mereka mengembangkan misil khusus untuk T-50, dengan sebuah perpaduan yang memungkinkan lebih banyak hulu ledak yang bisa diangkut dalam misi tempur,” papar sang pakar.
“T-50 akan menjalankan produksi berseri jauh lebih lama dibanding Raptor. Hal ini membuat kami bisa mempertimbangkan semua pro dan kontra pesawat yang ada, ketika membuat pesawat tempur kami sendiri. Situasi yang sama terjadi saat kami sedang menyiapkan pesawat tempur multiperan generasi keempat Su-27, prototipe pesawat domestik yang muncul lebih belakangan dibanding pesawat F-16 Amerika dan mempertimbangkan kekurangan analognya. Hasilnya, Sukhoi kami mampu mengalahkan ‘pesawat Amerika’ dalam konteks karakteristik tempur,” kata Vadim Kozyulin, profesor di Akademi Ilmu Militer.
Sang pakar menyebutkan bahwa T-50 dapat menggunakan sejumlah besar misil udara-ke-udara berpresisi tinggi, serta semua senjata kendali presisi.
“Sebagai bagian dari konsep ‘siluman’, mereka mengembangkan misil khusus untuk T-50, dengan sebuah perpaduan yang memungkinkan lebih banyak hulu ledak yang bisa diangkut dalam misi tempur,” papar sang pakar.
Credit indonesia.rbth.com