Senin, 19 Desember 2016

Tragedi Hercules



Tragedi Hercules



Credit  cnnindonesia.com


Buatan 1980, Hercules yang Jatuh Dibeli dari Australia


Buatan 1980, Hercules yang Jatuh Dibeli dari Australia  
Wakasau Marsekal Madya (TNI) Hadiyan Suminta Atmadja memberikan keterangan di Halim Perdanakusuma, Jakarta (18/12), soal Hercules yang jatuh di Wamena. (Hasan Alhabshy/detikcom)
 
Jakarta, CB -- Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Madya Hadiyan Sumintaatmadja menyatakan, pesawat Hercules C130 A-1334 yang jatuh di Wamena, Papua, baru tiba di Indonesia pada Februari 2016 setelah dibeli dari militer AU Australia.

Pernyataan tersebut sekaligus menampik tudingan bahwa pesawat tersebut merupakan hibah.

“Pesawat Hercules A-1334 merupakan bagian yang kami beli. Yang hibah adalah pesawat sebelumnya,” ujar Hadiyan di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (17/12).

Hadiyan menuturkan, ada sembilan pesawat jenis C130 yang baru dibeli oleh TNI AU untuk kepentingan operasi hingga latihan personel TNI.

Meski demikian Hadiyan enggan membeberkan besaran harga pesawat tersebut. Ia hanya berkata, pesawat tersebut diproduksi  tahun 1980 dan sedianya akan ditempatkan di Lanud Abdul Rachman Saleh, Malang.

“Kami tidak tahu harga pesawat itu. Kami hanya mengoperasikan. Rencananya pesawat itu di sekat di Malang,” ujarnya.

Pesawat Hercules C130 A-1334 yang jatuh di Wamena menewaskan 13 orang, termasuk satu penumpang dari Satuan Radar 242 Lanud Abdul Rachman Saleh. Diduga pesawat yang mengangkut beras dan semen dengan berat total 12 ton itu, jatuh setelah terperangkap kabut dan menabrak gunung.

Pada akhir Juni 2015, pesawat Hercules tipe C130 milik TNI Angkatan Udara mengalami kecelakaan hingga akhirnya jatuh di sekitar Medan, Sumatera Utara. Berdasarkan keterangan TNI AU, jumlah korban meninggal tercatat 13 penumpang.


Credit  CNN Indonesia




Nama 12 Awak Pesawat Hercules yang Jatuh di Wamena


Nama 12 Awak Pesawat Hercules yang Jatuh di Wamena Ilustrasi pesawat Hercules. (ANTARA FOTO/Basri Marzuki)
 
Jakarta, CB -- Tim SAR gabungan masih melakukan evakuasi terhadap korban jatuhnya pesawat Hercules C-130 A-1334 milik TNI AU di Wamena, Minggu (18/12). Pesawat itu hilang kontak setelah meminta izin mendarat kepada menara di landasan udara di Wamena, sekitar pukul 06.09 WIT.

Lokasi jatuhnya pesawat, setelah diduga terperangkap dalam kabut dan menabrak Gunung Lisua, sudah ditemukan. Demikian pula dengan 12 awak pesawat yang menjadi korban. Tim SAR saat ini mengevakuasi korban di sekitar 10 kilometer dari Kota Wamena.

Mengutip Antara, korban pesawat yang dikemudikan oleh Mayor (pnb) Marlon Kawer itu termasuk Kapten (Png) J. Hotian Saragih, Lettu (Pnb) Hanggo Fitradhi, Lettu (nav) Arif Fajar Prayogi, Peltu Lukman Hakim, Peltu Suyata, Peltu Kusen, Serma Kudori, Peltu Agung Tri, Pelda Agung S, Serma Fatoni, dan kru tambahan Suyanto.


Menurut Twitter TNI AU, pesawat itu sedang dalam misi dukungan logistik. Mereka mengangkut sembako untuk masyarakat Wamena. “Itu memang rutin dilakukan TNI AU,” demikian ditulis. Selain sembako, terdapat pula semen yang berat totalnya mencapai 13 ton.

Pesawat itu sendiri berkapasitas 15 ton.



Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Hinsa Siburian mengatakan, pesawat tersebut tidak dibawa kendali Kodam XVII Cenderawasih. "Dari laporan yang saya terima, pesawat tersebut dalam rangka latihan dan sebelumnya singgah di Timika," ujar Mayjen TNI Siburian.

Sebelumnya diberitakan, pesawat itu hilang kontak setelah mendapat izin mendarat dari menara Wamena. Pesawat itu berada di ketinggian 5.400 kaki. Tim SAR kemudian menemukan lokasi jatuhnya pesawat, di Distrik Minimo, sekitar pukul 08.40 WIT. Seluruh awak tewas.





Credit  CNN Indonesia



TNI: Hercules yang Jatuh di Wamena Masih Layak Terbang


TNI: Hercules yang Jatuh di Wamena Masih Layak Terbang  
Wakasau Marsekal Madya (TNI) Hadiyan Suminta Atmadja memberikan keterangan di Halim Perdanakusuma, Jakarta (18/12), soal Hercules yang jatuh di Wamena. (Hasan Alhabshy/detikcom)
 
Jakarta, CB -- Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Madya Hadiyan Sumintaatmadja menyatakan pesawat Hercules C130 A-1334 yang jatuh di Wamena, Papua, pagi tadi, sebelumnya masih dalam kondisi layak terbang.

Hadiyan mengatakan pesawat yang dibeli dari Royal Australian Air Force pada Februari 2016 lalu itu masih memiliki 69 jam terbang lagi sebelum masuk ke dalam masa perawatan lanjutan.

Dia meminta semua pihak menunggu hasil investigasi penyebab jatuhnya pesawat tersebut. “Selain masalah kondisi mesin ada banyak faktor yang bisa menjadi penyebab jatuhnya pesawat,” kata Hadiyan di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (17/12).


Hadiyan menuturkan TNI telah membentuk Tim Panitia Penyelidikan Kecelakaan Pesawat Terbang (PPKPT) untuk menyelidiki penyebab kecelakaan pesawat tersebut. “Tim PPKPT sudah ke Wamena untuk melakukan penyelidikan,” ucapnya.

Hadiyan menyatakan pesawat yang jatuh di Wamena tengah melaksanakan dukungan pergeseran logistik untuk Pemerintah Daerah Papua.

“Sedang melaksanakan misi navigation exercise yang dikombinasikan dengan melaksanakan dukungan pergeseran logistik untuk Pemda Papua,” ujar Hadiyan.

Hadiyan mengatakan, dukungan pergeseran logistik bagi Pemda Papua merupakan permintaan resmi pemerintah untuk menunjang pembangunan kawasan Papua. Ada beragam jenis perbantuan pergeseran logistik yang dilakukan TNI AU di sana, seperti mengangkut bahan bangunan hingga bahan makanan.

Lebih lanjut Hadiyan menuturkan, pesawat yang mengangkut 12 kru dan satu personel TNI itu seharusnya masih melaksanakan misi sipil hingga 21 Desember 2016. Misi itu terdiri dari beberapa rute, yaitu Jayapura, Marauke, Timika, dan Wamena.

“Tetapi pada pukul 06.09 WIT pesawat sempat tertutup awan dan hilang kontak dan dilaporkan mengalami accident total lost,” ujarnya.


Credit  CNN Indonesia