Hubungan Oman dan Saudi pernah memanas di masa lalu karena Oman memiliki hubungan dekat dengan Iran, rival utama Riyadh di kawasan Timur Tengah.
Laporan sejumlah media Arab menyatakan, pada 28 Desember Kementerian Pertahanan Oman mengirim surat kepada Wakil Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman. Surat itu berisi keputusan Oman untuk bergabung dengan Koalisi Islam Pelawan Terorisme.
Sumber di Saudi kepada Gulf News mengatakan Pangeran Mohammed akan pergi ke Oman dalam beberapa minggu mendatang untuk membuka jalan bagi kunjungan Raja Saudi Salman bin Abdulaziz guna membangun kembali kerja sama keamanan, militer dan ekonomi di antara kedua tetangga Teluk.
Saudi membentuk Koalisi Islam dengan sekitar 40 negara Islam sebagai anggotanya pada tahun lalu. Pembentukan koalisi untuk memerangi terorisme itu disambut baik oleh Amerika Serikat (AS) karena dianggap sebagai kebangkitan negara-negara Islam dalam memerangi kelompok teroris ISIS di Irak dan Suriah.
Koalisi Islam itu tidak mencakup Iran. Terlebih, saat pembentukan Koalisi Islam, hubungan Saudi dan Iran sedang memanas. Sejumlah media Arab mengutip analis menyatakan, langkah Oman bergabung dengan Koalisi Islam diduga karena negara itu belum melihat banyak manfaat selama bersekutu dengan Iran.
Arab News, media berbahasa Inggris terkemuka di Timur Tengah dalam editorialnya menyebut keputusan Oman itu sebagai kemengan untuk Arab Saudi. ”Babak baru dalam kesatuan regional dan Muslim,” tulis media itu, Kamis (29/12/2016).
“Langkah (Oman) akan mengisolasi mereka yang telah mencoba untuk mengeksploitasi perpecahan di jajaran regional,” lanjut editorial media itu mengacu pada Iran yang selama ini dituding mengeksploitasi perpecahan negara-negara Islam di kawasan Timur Tengah.
Credit sindonews.com
Oman Gabung Koalisi Islam Pimpinan Arab Saudi
Sumber-sumber di Arab Saudi dan Teluk mengatakan Oman menunjukkan kesediaannya untuk mengambil bagian dalam aliansi 40 negara. Hal itu tertuang dalam sebuah surat yang ditujukan kepada Deputi Putra Mahkota Arab dan Menteri Pertahanan Mohammed bin Salman.
"Oman selalu dalam posisi dan kebijakan yang bertentangan dengan Teluk terkait posisi terakhir yang diambil. Namun sekarang ini menunjukkan kembalinya Oman ke konsensus Teluk terhadap Iran dan posisi politiknya," kata sumber itu seperti dikutip dari Reuters, Kamis (29/12/2016).
Sumber itu mengatakan langkah Oman adalah pergeseran geopolitik di wilayah tersebut karena Oman diketahui telah mendekat ke Iran, musuh tradisional Arab Saudi dan negara-negara Teluk. Salah satu sumber mengatakan Oman merubah arah kebijakannya setelah menyadari kurang serius dan manfaat kerjasama dengan Iran.
"Pangeran Mohammed diharapkan untuk melakukan perjalanan ke Muscat di minggu-minggu mendatang untuk mempersiapkan kunjungan Raja Salman," kata sumber-sumber tersebut.
Arab Saudi mengumumkan aliansi pada bulan Desember 2015 lalu. Langkah ini disambut baik oleh Washington yang telah mendesak keterlibatan regional yang lebih besar dalam kampanye melawan ISIS. Kelompok ekstrimis itu telah menguasai sejumlah bagian wilayah di Irak dan Suriah.
Credit sindonews.com