Jumat, 30 Desember 2016
Jenderal ISIS Pemenggal Orang Lari ke Eropa Bawa 400 Pasukan
MILAN - Lavdrim Muhaxheri, yang dijuluki sebagai jenderal kelompok ISIS dilaporkan lari dari perang Suriah menuju Eropa dengan 400 pasukan. Muhaxheri dikenal sebagai pentolan kelompok ISIS yang pernah mengeksekusi penggal seorang sandera.
Jenderal ISIS dan ratusan pasukannya itu diduga telah berada di Eropa. Laporan itu bersumber dari intelijen Italia yang memiliki agen di Kosovo.
Menurut laporan intelijen Italia yang dikutip surat kabar L'Espresso, semalam (29/12/2016), ratusan pasukan ISIS itu lari dari Aleppo, Suriah, dan masuk ke Eropa. Caranya, mereka menyamar sebagai pengungsi.
Muhaxheri yang juga dikenal sebagai Abu Abdullah al Kosova, tidak hanya menjadi pemimpin ISIS Albania Kosovo. Dia juga dikenal sebagai salah satu tokoh yang memiliki pengaruh di kalangan para militan ISIS karena kemahirannya dalam merekrut para militan asing.
Dia berangkat ke Suriah pada akhir 2012. Dia pernah muncul dalam beberapa video propaganda, di mana dia menyerukan kepada para warga Albania untuk bergabung dengan ISIS yang dia klaim sebagai jihad.
Muhaxheri juga telah mengunggah foto-foto dirinya saat memenggal seorang pria. Dia juga muncul dalam video, di mana dia membunuh tawanan dengan senjata roket.
Pada tanggal 24 September 2014, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) menetapkan Muhaxheri sebagai teroris global.
Surat kabar Italia yang mengutip data intelijen melaporkan bahwa antara 300 hingga 400 pasukan ISIS datang ke Kosovo dengan Muhaxheri.
Jaksa Kosovo menyatakan, Muhaxheri dan rekan tempurnya, Ridvan Haqifi, terlibat dalam rencana serangan terhadap lembaga-lembaga internasional dan negara. Tujuannya, untuk mendirikan Negara Islam.
Menurut kejaksaan, mereka berencana untuk menyerang tim sepak bola Israel selama pertandingan di Albania. Kantor pemerintah Kosovo dan situs Gereja Ortodoks Serbia juga jadi target serangan mereka.
“Banyak jihadis kembali ke Eropa dan Balkan, bertujuan untuk memukul benua tua. Beberapa dari mereka sedang diidentifikasi oleh dinas keamanan, tetapi banyak dari mereka yang berhasil menyeberangi perbatasan tanpa teridentifikasi,” tulis surat kabar Italia itu mengutip sumber intelijen.
Credit sindonews.com