Ya’alon mengecam tindakan kejam tentara Israel yang menembak dan membunuh seorang pelaku serangan asal Palestina di Hebron beberapa waktu lalu. Warga Palestina itu, kata dia, sebenarnya sudah ditundukkan.
Kritikan keras Yaalon disampaikan kepada sekitar 1.000 pelajar di sekolah tinggi di Israel. Komentarnya muncul hari Rabu atau seminggu sebelum pengadilan militer diperkirakan akan mengeluarkan putusan yang menentang tindakan tentara Israel.
“IDF adalah tentara yang jika kehilangan nilai-nilai dasar dan legitimasi moral, itu bisa berakhir tampak seperti ISIS,” kata Ya’alon.
Menurutnya, tentara Israel yang dianggap pahlawan telah dimanfaatkan oleh para politisi Israel. Ya’alon juga mengaku telah ditinggalkan atasannya dalam kasus perang.
“Mereka menyatakan tentara sebagai pahlawan dan rumor mulai beredar, pertama terhadap perdana menteri, terhadap saya dan kepala staf,” ucapnya.
”Setelah itu perdana menteri sayangnya beralih haluan, dan memutuskan untuk merangkul keluarga prajurit. Itu urusannya, bukan (urusan) saya. Saya memutuskan untuk mendukung komandan dan saya ditinggalkan sendirian dalam perang itu,” ujar Ya'alon, seperti dikutip Haaretz, semalam (29/12/2016).
”Untuk semua jelas bagi komandan bahwa ini adalah sesuatu yang tidak boleh dilakukan. Para komandan adalah orang-orang yang harus menetapkan aturan keterlibatan (tentara), bukan politisi seperti Hazan dan Lieberman,” imbuh dia menyindir Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman yang menggantikan posisinya.
Credit sindonews.com