Foto Planet Mars menunjukkan kawasan Terra
Meridiani terlihat dalam gambar NASA. NASA akan mengumumkan temuan baru
dari eksplorasi Mars selama jumpa pers tanggal 28 September di
Washington. REUTERS/NASA/Greg Shirah
Menurut Patrick Gasda, salah satu peneliti di Los Alamos National Laboratory, tak ada misi khusus untuk mencari boron. Boron biasa ditemukan di lapisan mineral kalsium sulfat. Jika boron yang ditemukan di Mars mirip atau serupa dengan yang ada di bumi, hal ini menunjukkan bahwa lahan di sana bersuhu 0–60 derajat Celsius dengan pH netral. Unsur kimia ini identik dengan lahan kering yang airnya telah menguap. “Kondisi tersebut membuat lahan Mars bisa dihuni makhluk hidup,” kata Gasda.
Boron ditemukan melalui tembakan laser Chemistry dan Kamera milik rover NASA di Mars atau disebut ChemCham. Instrumen ini dikembangkan oleh Los Alamos National Laboratory yang berafiliasi dengan lembaga antariksa Prancis. Los Alamos telah berpengalaman mengoperasikan lebih dari 500 instrumen pesawat ruang angkasa untuk pertahanan nasional.
Hingga kini lingkungan tempat ditemukannya boron masih diperdebatkan. Peneliti mempertimbangkan dua kemungkinan. Pertama, bisa jadi ini adalah bagian dari mengeringnya kawah Gale yang diperkirakan dulunya berupa danau. Bagian dari material ini diduga terbawa penurunan tanah dan menjadi batuan. Kemungkinan lain adalah ada perubahan kandungan kimia, pergerakan lumpur, dan air tanah. Hal ini mempengaruhi proses sedimentasi boron.
Penemuan boron ini menjadi salah satu faktor pendorong untuk terus meneliti karakter batuan Mars. Peneliti masih terus mencari tahu tentang lapisan pegunungan Mars dan menemukan bukti umur batuan di sana. Hal ini akan membantu melihat perubahan lingkungannya jutaan tahun lalu, termasuk proses mengeringnya danau dan pengaruhnya terhadap kehidupan di sana.
Sejauh ini, rover NASA di Mars menemukan komposisi yang didominasi oleh tanah liat dan boron. Hal ini dan variasi lainnya menunjukkan tempat awal sedimen tersimpan, proses air tanah bergerak untuk mengangkut, dan mengubah komposisinya.
Air tanah dan bahan kimia yang terlarut di dalamnya kemudian muncul di permukaan Mars. Kondisi ini meninggalkan efek yang paling jelas dalam lapisan mineral dalam retakan batuan tua. Selain itu, juga akan mempengaruhi komposisi batuan di sekitarnya. Pada akhirnya, cairan ini akan dipengaruhi oleh batuan yang ada.
“Ada banyak sekali variasi dalam komposisi di ketinggian yang berbeda, kami telah banyak dapat ‘bonus’,” kata John Grotzinger dari Caltech, Pasadena, California.
Hasil penemuan ini adalah berkat usaha rover yang mulai menanjak dan membuat peneliti terkesan oleh kompleksitas lingkungan di sana. Sedimen yang ditemukan di Mars, kata Grotzinger, adalah hasil reaksi kimia. Elemen-elemen di sana telah diatur ulang karena adanya pembentukan mineral baru dan lamanya pelarutan.”Di bumi, reaksi ini mendukung adanya kehidupan,” kata dia.
Peneliti memang belum menemukan bukti tentang kehidupan di Mars. Tujuan utama rover NASA di sana adalah menentukan daerah di Kawah Gale pada 2012 pernah ada mikroba atau tidak.
Empat lokasi pengeboran baru yang dilakukan di Mars memungkinkan peneliti untuk mendapat sampel lapisan yang semakin muda. Lapisan ini diharapkan bisa mengungkap sejarah lingkungan Gunung Sharp di sana. “Variasi mineral dan elemen yang ada menunjukkan sistem yang dinamis,” kata Grotzinger.
Credit TEMPO.CO