Selasa, 06 Desember 2016

Bendung Rusia, AS Ubah Anggaran Pertahanan


 
Bendung Rusia, AS Ubah Anggaran Pertahanan Aktivitas militer Rusia di berbagai kawasan dinilai semakin agresif, hingga menimbulkan ancaman bagi AS. (Norwegian Royal Airforce/NTB Scanpix/Handout via Reuters)
 
 
Jakarta, CB -- Sejumlah pejabat militer Amerika Serikat menyatakan akan mengatur kembali anggaran pertahanan militer negara, guna membendung peningkatan agresi militer Rusia di sejumlah kawasan yang dianggap telah mengancam keamanan AS.

“Rusia adalah ancaman nomor satu AS. Kita menghadapi berbagai ancaman keamanan, namun Rusia merupakan ancaman yang paling utama bagi AS, karena aspek nuklir,” ungkap pimpinan Angkatan Udara AS, Deborah James, kepada Reuters dalam Forum Pertahanan Nasional Reagan pada Minggu (4/12).

James bersama pimpinan Angkatan Laut, Laksamana John Richardson, dan pimpinan divisi pembelian persenjataan Kementerian Pertahanan AS, Frank Kendall, menyuarakan kekhawatiran perilaku militer Rusia yang dinilai semakin agresif.

Kekhawatiran ini dilontarkan seiring dengan upaya merampungkan peninjauan sektor keamanan bagi pemerintahan AS di tangan presiden terpilih Donald Trump. Dalam kampanyenya, Trump menjanjikan hubungan yang lebih dekat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Pejabat Pentagon diperkirakan akan mengubah rencana belanja pertahanan AS secara substansial saat Trump resmi duduk di Gedung Putih meskipun rancangan belanja pertahanan 2018 sebenarnya sudah hampir rampung.

James menyatakan, salah satu yang menjadi perhatian dari agresi Rusia adalah mengenai pasukan angkatan udara Rusia dan serangan siber dari peretas Rusia pada jaringan internal institusi AS.

Sementara itu, kebijakan pertahanan AS yang selama ini lebih terfokus pada penanggulangan ancaman keamanan di wilayah Asia Pasifik dan Timur Tengah akan lebih terfokus kepada Rusia pada masa datang.

“Perilaku Rusia menyebabkan kami mesti berpikir ulang untuk menyeimbangkan kapabilitas militer yang kami punya dengan yang akan kami butuhkan,” kata Kendall.

Kepala Staf Gabungan Korps Marinir AS, Joseph Dunford menyebutkan, tujuan utama militer Rusia adalah untuk melawan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

“Militer Rusia beroperasi dengan frekuensi yang cukup sering dan di wilayah yang tidak kami lihat selama beberapa dekade ini,” kata Dunford. Ia menambahkan, peningkatan operasi militer Rusia dapat terlihat dengan tindakan Moskow terkait masalah Ukraina, pencaplokan Crimea, dan konflik Suriah.

Ketegangan militer antar negara Barat khususnya AS dengan Rusia meningkat sejak pencaplokan Crimea dan intervensi Rusia dalam konflik Suriah.


Credit  CNN Indonesia