Roma (CB) - Hampir seluruh wilayah di Yaman
menghadapi kelangkaan pangan dengan tujuh juta orang dalam situasi
"darurat", menurut peringatan sejumlah badan PBB pada Selasa (21/06),
seperti dikutip AFP.
Krisis kelaparan yang
melanda negara yang didera konflik tersebut kian intensif pada tahun
lalu, dan situasinya diperkirakan akan semakin memburuk, ungkap
Organisasi Pangan dan Pertanian (Food and Agriculture Organisation/FAO)
dan Program Pangan Dunia (World Food Programme/WFP) PBB dalam sebuah
laporan.
Tiga juta anak berisiko mengalami gizi buruk, ungkap mereka.
"Sedikitnya
tujuh juta orang - seperempat jumlah penduduk - hidup di tingkat
darurat rawan pangan," ungkap beberapa badan tersebut dalam sebuah
pernyataan.
"Ini menunjukkan lonjakan 15 persen
sejak Juni 2015. Sebanyak 7,1 juta orang lainnya hidup dalam kondisi
krisis,” ungkap mereka, menggunakan sistem peringkat keamanan pangan
untuk mendeskripsikan tingkat ancaman tersebut.
"Ini
sangat jelas menunjukkan dahsyatnya krisis kemanusiaan di Yaman," ujar
Koordinator Kemanusiaan PBB untuk Yaman Jamie McGoldrick.
"Ini adalah salah satu krisis terburuk di dunia dan terus memburuk," tambahnya.
Konflik,
kelangkaan bahan bakar, sejumlah pembatasan terhadap impor serta
lonjakan harga gandum domestik menjadi faktor penyebab krisis.
kekurangan
bibit dan pupuk telah melumpuhkan produksi tanaman di Yaman dimana
petani di sana juga tengah berjuang setelah diporakporandakan oleh angin
topan pada November 2015 dan dihantam banjir bandang serta kawanan
belalang pada April tahun ini.
Credit ANTARA News