Kapal perang Nazi, Bismarck. (Foto: World of Warships)
PERANG Dunia II tidak diragukan merupakan
salah satu perang terbesar dalam sejarah dunia hingga saat ini. Konflik
yang berlangsung dari 1939 itu berakhir dengan dijatuhkannya bom atom di
Hiroshima dan Nagasaki, mencatatkan berbagai pertempuran besar yang
menentukan hasil perang.
Meskipun sebagian besar pertempuran besar, termasuk kampanye penaklukkan Eropa dilakukan oleh pasukan darat dengan tank, kendaraan tempur dan artilerinya. Namun, kekuatan naval seperti kapal perang dan kapal selam juga memainkan peran yang tidak kecil dalam konflik paling berdarah di abad ke-20 itu.
Kapal perusak, kapal induk, crusier ikut ambil bagian dalam pertempuran-pertempuran dahsyat yang terjadi di lautan. Sebagian dari kapal-kapal itu dikenal karena ketangguhannya, kekuatannya, bahkan karena ukuran dan persenjataannya yang menimbulkan kekhawatiran bagi musuh-musuhnya.
Berikut ini lima kapal perang terbaik selama Perang Dunia II yang dirangkum Okezone, dari berbagai sumber pada Selasa, (21/6/2016).
Meskipun sebagian besar pertempuran besar, termasuk kampanye penaklukkan Eropa dilakukan oleh pasukan darat dengan tank, kendaraan tempur dan artilerinya. Namun, kekuatan naval seperti kapal perang dan kapal selam juga memainkan peran yang tidak kecil dalam konflik paling berdarah di abad ke-20 itu.
Kapal perusak, kapal induk, crusier ikut ambil bagian dalam pertempuran-pertempuran dahsyat yang terjadi di lautan. Sebagian dari kapal-kapal itu dikenal karena ketangguhannya, kekuatannya, bahkan karena ukuran dan persenjataannya yang menimbulkan kekhawatiran bagi musuh-musuhnya.
Berikut ini lima kapal perang terbaik selama Perang Dunia II yang dirangkum Okezone, dari berbagai sumber pada Selasa, (21/6/2016).
1. USS Iowa
Kapal perang AS, USS Iowa mulai beroperasi pada 22 Februari 1942, bisa dikatakan merupakan kapal termuda di antara kapal-kapal dalam daftar ini. Meski begitu, kapal berbobot 45.000 ton ini memiliki peran cukup besar dan terlibat dalam beberapa operasi militer dan pertempuran pada PD II.
Pada Agustus 1943, USS Iowa dikirim ke Perairan Atlantik untuk menghadapi ancaman kapal Jerman, Tirpitz. Beberapa bulan kemudian kapal ini digunakan untuk membawa Presiden AS Franklin Roosevelt bersama beberapa pejabat AS lainnya ke Aljazair untuk kemudian menghadiri konferensi di Teheran, Iran.
Usai menjalankan misi tersebut, pada Januari 1944, USS Iowa dikirim ke Pasifik untuk ikut ambil bagian dalam serangan AS terhadap posisi-posisi pasukan Jepang termasuk misi di Saipan, Guam, dan Mariana. Kapal ini juga terlibat sebagai pendukung misi serangan udara ke Jayapura yang pada April 1944, dikenal dengan nama Hollandia dan berperan penting dalam berbagai operasi di Pasifik, sampai pernyataan menyerah dari Jepang dan berakhirnya PD II.
Usai PD II, USS Iowa terus aktif dalam operasi militer AS terutama pada Perang Korea pada 1951 hingga masa tugasnya diakhiri pada 1958. Setelah sempat diaktifkan kembali pada 1982, USS Iowa akhirya kembali di denonaktifkan pada 1990 dan saat ini dijadikan museum.
Kapal perang AS, USS Iowa mulai beroperasi pada 22 Februari 1942, bisa dikatakan merupakan kapal termuda di antara kapal-kapal dalam daftar ini. Meski begitu, kapal berbobot 45.000 ton ini memiliki peran cukup besar dan terlibat dalam beberapa operasi militer dan pertempuran pada PD II.
Pada Agustus 1943, USS Iowa dikirim ke Perairan Atlantik untuk menghadapi ancaman kapal Jerman, Tirpitz. Beberapa bulan kemudian kapal ini digunakan untuk membawa Presiden AS Franklin Roosevelt bersama beberapa pejabat AS lainnya ke Aljazair untuk kemudian menghadiri konferensi di Teheran, Iran.
Usai menjalankan misi tersebut, pada Januari 1944, USS Iowa dikirim ke Pasifik untuk ikut ambil bagian dalam serangan AS terhadap posisi-posisi pasukan Jepang termasuk misi di Saipan, Guam, dan Mariana. Kapal ini juga terlibat sebagai pendukung misi serangan udara ke Jayapura yang pada April 1944, dikenal dengan nama Hollandia dan berperan penting dalam berbagai operasi di Pasifik, sampai pernyataan menyerah dari Jepang dan berakhirnya PD II.
Usai PD II, USS Iowa terus aktif dalam operasi militer AS terutama pada Perang Korea pada 1951 hingga masa tugasnya diakhiri pada 1958. Setelah sempat diaktifkan kembali pada 1982, USS Iowa akhirya kembali di denonaktifkan pada 1990 dan saat ini dijadikan museum.
2. Bismarck
Sebagai kapal perang terbesar yang pernah dibuat Nazi Jerman, Bismarck memiliki reputasi yang membuatnya menjadi target utama bagi kapal-kapal lawan. Keterlibatan kapal ini sendiri dalam PD II tidak dapat dikatakan panjang. Meski begitu, banyak pihak menganggap bahwa kapal ini merupakan salah satu yang terbaik di Atlantik selama PD II.
Sebagai kapal terbesar angkatan laut Jerman, Bismarck dilengkapi dengan persenjataan yang mumpuni. Kemampuan persenjataannya dibuktikan dengan menenggelamkan kapal Inggris HMS Hood hanya dengan satu kali tembakan meriam utama.
Sayangnya, pengambilan keputusan yang buruk dari perwiranya menyebabkan riwayat kapal perang dengan kemampuan persenjataan yang begitu besar berakhir singkat.
Bismarck yang diluncurkan pada 1939 mulai beroperasi pada 1940 dan ikut ambil bagian dalam misi blokade pengiriman sekutu ke Inggris, Operasi Rheinubung pada Mei 1941.
Setelah menenggelamkan HMS Hood dan menyebabkan kerusakan parah terhadap HMS Prince of Wales, pada 24 Mei 1941, Bismarck menjadi sasaran pengejaran setidaknya selusin kapal Inggris.
Pada 27 Mei pengejaran tersebut berakhir dengan pertempuran antara Bismarck dengan dua kapal inggris HMS King George V dan HMS Rodney. Kerusakan yang dialami dari pertempuran tersebut dan pertempuran sebelumnya menyebabkan Bismarck karam, menewaskan hampir 2.000 orang awaknya.
Sebagai kapal perang terbesar yang pernah dibuat Nazi Jerman, Bismarck memiliki reputasi yang membuatnya menjadi target utama bagi kapal-kapal lawan. Keterlibatan kapal ini sendiri dalam PD II tidak dapat dikatakan panjang. Meski begitu, banyak pihak menganggap bahwa kapal ini merupakan salah satu yang terbaik di Atlantik selama PD II.
Sebagai kapal terbesar angkatan laut Jerman, Bismarck dilengkapi dengan persenjataan yang mumpuni. Kemampuan persenjataannya dibuktikan dengan menenggelamkan kapal Inggris HMS Hood hanya dengan satu kali tembakan meriam utama.
Sayangnya, pengambilan keputusan yang buruk dari perwiranya menyebabkan riwayat kapal perang dengan kemampuan persenjataan yang begitu besar berakhir singkat.
Bismarck yang diluncurkan pada 1939 mulai beroperasi pada 1940 dan ikut ambil bagian dalam misi blokade pengiriman sekutu ke Inggris, Operasi Rheinubung pada Mei 1941.
Setelah menenggelamkan HMS Hood dan menyebabkan kerusakan parah terhadap HMS Prince of Wales, pada 24 Mei 1941, Bismarck menjadi sasaran pengejaran setidaknya selusin kapal Inggris.
Pada 27 Mei pengejaran tersebut berakhir dengan pertempuran antara Bismarck dengan dua kapal inggris HMS King George V dan HMS Rodney. Kerusakan yang dialami dari pertempuran tersebut dan pertempuran sebelumnya menyebabkan Bismarck karam, menewaskan hampir 2.000 orang awaknya.
3. HMS King George V
HMS King George V yang mulai dioperasikan pada 1940 adalah kapal pertama dari lima kapal di kelasnya, yaitu HMS Prince of Wales, HMS Duke of York, HMS Howe, dan HMS Anson. Kapal berbobot 42.923 ton ini paling dikenal dengan pertempurannya dengan kapal perang Jerman, Bismarck dan menyebabkan kerusakan yang berujung pada tenggelamnya kapal kebanggaan Nazi itu.
Selain menenggelamkan Bismarck, HMS King George V juga terlibat dalam sejumlah operasi maritim dengan angkatan laut kerajaan Inggris di Atlantik dan Pasifik.
Bersama dengan HMS Howe, HMS King George V ikut serta dalam operasi Husky di Gibraltar dan Avalanche pada 1943, sebelum ditugaskan ke pasifik sebagai bagian dari Gugus Tugas 57. Kedua kapal ini ikut serta dalam serangan ke Pulau Ryukyu dan Hamamatsu, Jepang pada 1945.
Usai PD II, HMS King George V mulai jarang dioperasikan dan dijadikan kapal latihan sampai akhirnya dipecah dan dijual pada 1957.
HMS King George V yang mulai dioperasikan pada 1940 adalah kapal pertama dari lima kapal di kelasnya, yaitu HMS Prince of Wales, HMS Duke of York, HMS Howe, dan HMS Anson. Kapal berbobot 42.923 ton ini paling dikenal dengan pertempurannya dengan kapal perang Jerman, Bismarck dan menyebabkan kerusakan yang berujung pada tenggelamnya kapal kebanggaan Nazi itu.
Selain menenggelamkan Bismarck, HMS King George V juga terlibat dalam sejumlah operasi maritim dengan angkatan laut kerajaan Inggris di Atlantik dan Pasifik.
Bersama dengan HMS Howe, HMS King George V ikut serta dalam operasi Husky di Gibraltar dan Avalanche pada 1943, sebelum ditugaskan ke pasifik sebagai bagian dari Gugus Tugas 57. Kedua kapal ini ikut serta dalam serangan ke Pulau Ryukyu dan Hamamatsu, Jepang pada 1945.
Usai PD II, HMS King George V mulai jarang dioperasikan dan dijadikan kapal latihan sampai akhirnya dipecah dan dijual pada 1957.
4. Kongou
Kongou adalah kapal perang agkatan laut Jepang yang mulai beroperasi sejak 1911 dan ikut ambil bagian dalam PD I meski tidak banyak terlibat dalam operasi laut. Pada 1935, kapal tipe battlecruiser ini dirombak besar-besaran dan mendapatkan beberapa perlengkapan dalam persenjataan dan kecepatan yang menjadikannya sebagai fast battleship.
Pada PD II, Kongou dan saudarinya Haruna ikut ambil bagian dalam berbagai armada angkatan laut Jepang di Pasifik, termasuk invasi ke Pulau Jawa yang saat itu berada di bawah kekuasaan Hindia Belanda pada 25 Februari 1942. Kapal perang ini juga terlibat berbagai pertempuran dengan angkatan laut Kerajaan Inggris.
Pada tahun yang sama, Kongou terlibat dalam pertempuran dengan angkatan laut Amerika Serikat (AS) di Guadalcanal, Kepulauan Solomon, dan meraih keberhasilan dalam serangannya terhadap pangkalan udara AS, meskipun Jepang menderita kekalahan dalam pertempuran tersebut.
Setelah beberapa kali terlibat dalam pertempuran dan operasi militer di Pasifik, pada November 1944, Kongou yang sedang dalam perjalanan pulang untuk perbaikan bersama beberapa kapal perang Jepang lainnya, bertemu dengan kapal selam AS Sealion di Selat Formosa. Serangan torpedo dari Sealion menyebabkan kerusakan berat pada Kongou sebelum akhirnya menenggelamkan kapal tersebut bersama dengan sekira 1.200 awaknya.
Kongou adalah kapal perang agkatan laut Jepang yang mulai beroperasi sejak 1911 dan ikut ambil bagian dalam PD I meski tidak banyak terlibat dalam operasi laut. Pada 1935, kapal tipe battlecruiser ini dirombak besar-besaran dan mendapatkan beberapa perlengkapan dalam persenjataan dan kecepatan yang menjadikannya sebagai fast battleship.
Pada PD II, Kongou dan saudarinya Haruna ikut ambil bagian dalam berbagai armada angkatan laut Jepang di Pasifik, termasuk invasi ke Pulau Jawa yang saat itu berada di bawah kekuasaan Hindia Belanda pada 25 Februari 1942. Kapal perang ini juga terlibat berbagai pertempuran dengan angkatan laut Kerajaan Inggris.
Pada tahun yang sama, Kongou terlibat dalam pertempuran dengan angkatan laut Amerika Serikat (AS) di Guadalcanal, Kepulauan Solomon, dan meraih keberhasilan dalam serangannya terhadap pangkalan udara AS, meskipun Jepang menderita kekalahan dalam pertempuran tersebut.
Setelah beberapa kali terlibat dalam pertempuran dan operasi militer di Pasifik, pada November 1944, Kongou yang sedang dalam perjalanan pulang untuk perbaikan bersama beberapa kapal perang Jepang lainnya, bertemu dengan kapal selam AS Sealion di Selat Formosa. Serangan torpedo dari Sealion menyebabkan kerusakan berat pada Kongou sebelum akhirnya menenggelamkan kapal tersebut bersama dengan sekira 1.200 awaknya.
5. Scharnhorst
Kapal perang Jerman ini memainkan peran cukup vital dalam kampanye Third Reich di lautan lautan sekitar Inggris pada awal PD II.
Dengan bobot 32.600 ton, Scharnhorst yang mulai beroperasi pada 1939 dipersenjai dengan sembilan meriam masing-masing berukuran 28 sentimeter. Kapal perang ini digunakan sebagai senjata utama, yang menjadi andalan angkatan laut Jerman dalam menghadapi angkatan laut Inggris.
Selama PD II Scharnhorst dan saudarinya Gneisenau menebar teror pada kapal-kapal dagang Inggris dan menenggelamkan beberapa kapal perang angkatan laut kerajaan, di antaranya kapal induk HMS Glorious dalam pertempuran di perairan Norwegia.
Kiprah Scharnhorst akhirnya selesai pada 1943. Ketika dia disergap dan ditenggelamkan oleh HMS Duke of York yang didukung beberapa kapal perusak dan cruiser dalam Battle of North Cape, Norwegia.
Credit Okezone