Ilustrasi (China Photos/Getty Images)
Kepulauan Paracel merupakan gugusan pulau dan karang yang membentang sepanjang 15 ribu kilometer persegi di kawasan Laut China Selatan. China mengklaim kepulauan ini, dan menyebutnya Kepulauan Xisha.
|
"[Rute pelayaran] ini praktis untuk merangsang ekonomi lokal melalui pengembangan pariwisata, logistik dan fasilitas infrastruktur," kata Kepala COSCO, Xu Lirong pada akhir pekan lalu, yang dimuat dalam laporan surat kabar China Daily, dikutip dari Reuters, Selasa (21/6).
Pada April, perusahaan pelayaran terbesar China menandatangani kontrak dengan perusahaan China National Travel Service Group Corp dan China Communications Construction Co Ltd untuk mendirikan sebuah perusahaan pelayaran yang menawarkan jasa pariwisata di kawasan Laut China Selatan.
Dalam sebuah pernyataan yang dikirim ke Reuters, COSCO menyatakan
bahwa jasa pariwisata yang berkembang di Laut China Selatan adalah bagian dari strategi China "Satu Rantai, Satu Jalan" dan merupakan tanggung jawab perusahaan negara tersebut.
China mengklaim 90 persen dari Laut China Selatan yang berpotensi kaya energi. Klaim China tumpang-tindih dengan Brunei, Malaysia, Filipina, Vietnam dan Taiwan di perairan yang memiliki nilai perdagangan mencapai sekitar US$5 triliun per tahun.
Rute perdana yang diluncurkan COSCO ke Kepulauan Xisha akan diikuti oleh pengembangan rute lainnya di Laut China Selatan dan Selat Taiwan, dengan ekspansi bertahap untuk rute internasional, dalam upaya untuk membangun jasa pelayaran nasional pertama China
Kapal pesiar pertama China ke pulau-pulau di Paracel diluncurkan oleh Hainan Strait Shipping Co pada 2013.
Beijing juga mengatakan akan membangun resor bergaya Maladewa di sekitar Laut China Selatan.
Credit CNN Indonesia