JAKARTA
- Amerika Serikat (AS) mengirim dua kapal induk bertenaga nuklir untuk
patroli di Laut China Selatan. Dua kapal induk AS dikirim pekan lalu
atau hampir bersamaan dengan momen kapal perang Indonesia menembaki
kapal nelayan China yang diduga mencuri ikan di perairan Natuna,
Indonesia.
Dua kapal induk AS tersebut adalah USS John C. Stennis (CVN 74) dan USS Ronald Reagan (CVN 76).
Kapal perang China telah muncul membayangi kedua kapal induk AS. Tidak
ada insiden berbahaya dengan kapal-kapal dari kedua negara tersebut.
Bergabungnya dua kapal induk AS di Laut China Selatan memungkinkan
Washington melakukan operasi penerbangan ganda di perairan
internasional.
Komandan operator kapal USS Ronald Reagen, Laksamana D. Alexander,
mengatakan kehadiran kedua kapal induk menunjukkan kemampuan AS untuk
beroperasi di daerah yang sama dan pada waktu yang sama.
”Kami harus mengambil keuntungan dari kesempatan ini untuk berlatih teknik warfighting yang diperlukan untuk menang dalam operasi angkatan laut modern,” kata Alexander seperti dikutip news.com.au, Selasa (21/6/2016).
Kedua kapal induk AS didukung oleh tiga kapal penjelajah rudal dan enam kapal perusak.
Pejabat Angkatan Laut AS lainnya, Laksamana Marcus Hitchcock mengaku
tidak tahu apakah kapal perang China membayangi kedua kapal induk AS
atau tidak. Menurutnya, kapal perang China sudah hadir di Laut China
selatan secara konstan.
”Kami memang melihat kapal (Tentara
Pembebasan Rakyat-Angkatan Laut/PLAN) cukup rutin di seluruh Laut China
Selatan. Sebagai faktanya, kami berada dalam kontak visual konstan
dengan setidaknya satu kapal PLAN pada waktu tertentu,” kata Hitchcock
kepada wartawan.
Pemerintah maupun militer China belum
berkomentar atas kehadiran dua kapal induk AS di Laut China Selatan.
Pihak Beijing, sebelumnya justru mendesak Indonesia untuk menahan diri
setelah kapal perangnya menembaki kapal nelayannya di perairan Natuna.
Credit Sindonews