techgenie.com
Mesin dengan kemampuan kalkulasi sebesar 93 petaflops ini juga memiliki lebih dari 10,5 juta core buatan lokal dan 40.960 nodes, serta bekerja dalam sistem operasi Linux. Tak hanya itu, pada performa puncaknya Sunway TaihuLight dapat melakukan 93 ribu kalkulasi dalam satu detik. Angka ini dua kali lebih cepat dan tiga kali lebih efisien daripada pendahulunya, mesin Tianhe-2 yang juga berasal dari Cina.
“Sebagai ilmuwan komputer, sulit untuk membuat perangkat lunak yang dapat mengambil keuntungan dan mengontrol angka yang besar pada core komputer,” kata Profesor Les Carr dari Universitas Southampton.
Carr menambahkan, untuk alasan itulah superkomputer terbatas pada aplikasi yang terspesialisasi untuk memanfaatkannya. Baginya, superkomputer ini bagaikan mobil balap canggih yang dapat tampil fantastis di sirkuit, namun tidak baik untuk dikendarai di jalan raya.
Mesin Sunway TaihuLight ini membuat Cina untuk pertama kalinya menyalip Amerika Serikat di daftar Top500 dengan 167 superkomputer. Sedangkan Amerika Serikat hanya mempunyai 165 superkomputer.
Sepuluh tahun yang lalu, Cina hanya menempatkan 28 sistem di daftar dan tidak ada satu pun yang masuk dalam 30 besar. "Kini bangsa ini telah berjalan lebih jauh dan lebih cepat dari negara lain dalam sejarah superkomputer,” kata Top500.
Saat ini, kedua mesin buatan Cina, Sunway TaihuLight dan Tianhe-2, memang berada di posisi pertama dan kedua dalam daftar Top500. Meski begitu, Amerika Serikat menempatkan empat superkomputer dalam daftar 10 besar. Sedangkan, mesin-mesin buatan Jepang, Swiss, Jerman, dan Arab Saudi masuk dalam daftar 10 besar yang selalu dipublikasikan dua kali dalam satu tahun.
Credit TEMPO.CO