WASHINGTON
- Seorang ibu dua anak bernama Martha Peterson, diketahui menjadi
mata-mata wanita pertama Amerika Serikat (AS) yang ditugaskan beroperasi
dua tahun di Rusia.
Setelah lama merahasiakan profesinya yang pernah jadi mata-mata untuk CIA, dia mengungkapkannya pada dua anaknya.
Martha Peterson dilatih untuk bergabung dengan CIA pada tahun 1975 dan,
setelah menjadi ahli dan belajar tentang pengintaian di Rusia—yang kala
itu masih bernama Soviet.
Selama bertugas di negeri komunis
itu, Martha Peterson tetap menyamar. Dia pernah menerima paket rahasia
dari agen “TRIGON” bernama asli Aleksandr Dmitryevich Ogorodnik, seorang
diplomat Soviet yang direkrut untuk bekerja pada CIA di Amerika Latin.
Martha Peterson, yang akhirnya ditangkap oleh Dinas Rahasia Rusia (KBG)
setelah beroperasi selama dua tahun di Rusia tetap merahasiakan
identitasnya sebagai mata-mata kepada dua anaknya Tyler dan Lora sampai
tahun 1997, ketika mereka berusia 17 dan 15 tahun.
Martha Peterson mengungkapkan kisahnya dalam buku berjudul “Widow Spy” yang diterbitkan oleh CNN. Menurutnya, kedua anaknya tidak menyadari betapa berbahayanya jika dia mengekspose identitasnya sebagai agen CIA.
Tapi, temannya memperingatkan bahwa menunggu terlalu lama untuk memberi
tahu identitasnya bisa menyebabkan dia dibenci oleh kedua anaknya.
Dalam tayangan “Desclassfield” di CNN,
Marta Peterson bercerita bahwa putrinya, Lora, meneleponnya sekitar
pukul 10.00 pagi dan memintanya datang untuk makan siang dengan
kakaknya, Tyler, di restoran Roy Rogers di McLean, Virginia.
Dalam emosi yang sudah dipendam lama, wanita itu akhirnya mengungkapkan
pekerjaannya kepada kedua anaknya dengan berkata;”Saya bekerja untuk
CIA.”
Anaknya, Tyler, adalah yang pertama bereaksi, dengan berujar; ”Dia mata-mata”. Mereka lantas tertawa.
John, suami pertama Martha Peterson, adalah seorang calon wartawan. Dia
bergabung dengan CIA dan meninggal dalam kecelakaan helikopter di Laos
pada usia 27 tahun.
Martha pernah ditangkap KGB karena ada
agen ganda Rusia yang berkhianat. Sejak itu, dia tidak bisa lagi kembali
ke Rusia sampai akhirnya menikah dengan pria yang menjadi ayah dari
kedua anaknya.
”Pekerjaan saya berkisar dari hal yang sangat
menarik, membuat perbedaan dalam postur keamanan bangsa kita,” tulis
dia di sebuah situs untuk penulisan bukunya.
”Saya pensiun dengan kepuasan pribadi yang besar dan kebanggaan,” ujarnya, seperti dikutip Daily Mail, Senin (20/6/2016).
Credit Sindonews