... telah kehilangan satu bintang besar. Dia merupakan anggota parlemen yang hebat dengan kepedulian yang besar. Ini adalah berita yang mengerikan...Birstall, Inggris (CB) - Seorang anggota Parlemen Inggris, Jo Cox, ditembak mati di tengah jalan di kawasan utara negara kerajaan itu, Kamis.
Penembakan itu menjadi berita besar di seluruh Britania Raya dan membuat kampanye referendum keanggotaan Inggris di Uni Eropa dihentikan untuk sementara waktu. Kubu pro Uni Eropa dan kubu Brexit tengah berebut suara untuk referendum itu pada pekan keempat Juni ini.
Cox adalah perempuan anggota parlemen dari kubu oposisi, Partai Buruh, dan juga pendukung yang vokal terhadap keanggotaan Inggris di Uni Eropa.
Dia diserang saat hendak menggelar rapat bersama para konsituennya di Birstall, dekat dengan kota Leeds.
Sejumlah media setempat menyebut Cox ditembak sekaligus ditusuk.
Sementara itu pihak Kepolisian West Yorkshire menyatakan berhasil menangkap seorang pria berusia 52 tahun dan menyita sejumlah senjata. Motif serangan tersebut hingga kini belum diketahui.
"Semua keluarga besar Partai Buruh, dan semua warga di negara ini, akan tergoncang dengan pembunuhan mengerikan terhadap Jo Cox hari ini," kata pemimpin Partai Buruh, Jeremy Corbyn, dalam pernyataan tertulis.
Di sisi lain, Perdana Menteri Inggris, David Cameron, mengatakan, pembunuhan Cox --seorang ibu dia anak yang sempat bekerja sebagai tim kampanye Presiden Amerika Serikat Barack Obama pada 2008 lalu-- adalah tragedi.
"Kita telah kehilangan satu bintang besar. Dia merupakan anggota parlemen yang hebat dengan kepedulian yang besar. Ini adalah berita yang mengerikan," kata Cameron yang berasal dari Partai Konservatif itu.
Para anggota parlemen Inggris saat ini sedang menjalani reses menjelang referendum terkait "keluar" atau "bertahannya" Inggris di Uni Eropa pada 23 Juni mendatang.
Tim dari kedua kubu mengatakan, mereka menghentikan untuk sementara waktu aktivitas kampanye mereka. Sementara itu Cameron juga membatalkan kampanye yang rencananya akan digelar hari ini di Gibraltar, wilayah Inggris yang terletak di sebelah selatan perairan Spanyol.
Hingga kini masih belum diketahui dampak dari pembunuhan Cox terhadap referendum.
"Tidak ada yang bisa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Sampai jelas siapa yang bertanggung jawab dan motivasinya, pembunuhan ini menyebabkan kampanye harus dihentikan saat kubu bertahan ingin terus melanjutkan agendanya," kata John Curtice, profesor ilmu politik dari Universitas Strathclyde.
Saat ini, kubu yang menginginkan Inggris untuk bertahan di Uni Eropa tertinggal dalam sejumlah jajak pendapat melawan kubu lawan.
Credit ANTARA News
Anggota Parlemen Inggris Dibunuh Pendukung Partai Anti-Islam
Anggota dewan Partai Buruh, Jo Cox,
tewas setelah ditikam dan ditembak oleh pria yang meneriakkan "Britain
First", nama partai sayap kanan ekstrem Inggris. (Reuters/Neil Hall)
Wanita 41 tahun itu meninggal dunia setelah diserang di daerah Bristall dekat Leeds di utara Inggris usai pertemuan rutin dengan konstituennya pada Kamis (16/6). Pelaku belum dirilis identitasnya oleh polisi, namun media Inggris menuliskan namanya adalah Tommy Mair, seorang yang dikenal tetangganya sebagai pria yang pendiam.
|
Saksi yang dikutip CNN mengatakan, Mair mengeluarkan pistol saat hendak dibekuk seorang warga. Cox ditembak tiga kali, tembakan terakhir mengenai kepalanya.
Menurut saksi, pelaku meneriakkan kata-kata "Britain First" berkali-kali sebelum menikam Cox.
Britain First adalah nama partai sayap kanan ekstrem yang melancarkan kampanye anti-Muslim di Inggris. Dalam pernyataannya Britain First berlepas diri dari peristiwa tersebut dengan mengatakan bahwa partai "tidak akan pernah mendukung tindakan seperti itu."
Britain First didirikan pada tahun 2011 oleh mantan anggota Partai Nasional Inggris dan berkembang menjadi partai sayap kanan paling berpengaruh di negara itu.
Walau mengaku tidak rasis, namun kampanye partai ini menyuarakan kebijakan anti-imigran, menyerukan "dikembalikannya nilai-nilai Inggris" dan dihentikannya "Islamisasi".
"Britain First menentang semua jenis imigrasi massal, tidak peduli dari mana kalian berasal - warga kulit tidak berpengaruh - Inggris sudah penuh," tulis partai itu di situsnya.
Insiden ini terjadi di tengah ketegangan politik di Inggris jelang referendum keanggotaan negara itu di Uni Eropa atau Brexit pekan depan.
Partai Buruh yang digawangi Perdana Menteri David Cameron menginginkan agar Inggris tetap berada di Uni Eropa. Britain First adalah salah satu kelompok garis keras penentang keanggotaan Inggris di organisasi negara-negara Eropa itu.
Usai pembunuhan Cox kedua kubu yang berseberangan dalam referendum menyatakan menunda kampanye.
Pembunuhan anggota dewan sangat jarang terjadi di Inggris. Terakhir kali terjadi adalah tahun 1990 saat anggota Partai Konservatif Ian Gow menjadi korban pengeboman kelompok separatis Tentara Republik Irlandia.
Credit CNN Indonesia