Hizbullah merupakan milisi penting pendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad
CB,
BEIRUT -- Pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah menegaskan,
pasukannya akan tetap berada di Suriah sampai ada kebijakan lebih
lanjut. Pernyataan itu disampaikan menyusul perjanjian Rusia-Turki
tentang Idlib sebagai langkah menuju solusi politik di Suriah.
"Kami akan tetap di sana (Suriah) bahkan setelah penyelesaian di
Idlib. Kehadiran kami terkait dengan kebutuhan dan persetujuan dari
kepemimpinan saya, Sayyid Hassan Nasrallah, pemimpin kelompok Syiah,"
ujar dia dalam pidato yang disiarkan televisi lokal, seperti dikutip
Reuters, Kamis (20/9).
Selama
ini Hizbullah Lebanon memberikan dukungan penting kepada militer Suriah
dalam perang tujuh tahun di seberang perbatasan. Mereka membantu
mendapatkan kembali wilayah itu.
"Ketenangan dari
front dan kurangnya jumlah ancaman, secara alami akan mempengaruhi angka
saat ini (dari milisi Hizbullah)," tambahnya. "Tidak ada yang memaksa
kita keluar dari Suriah, kami akan tetap di sana sampai pemberitahuan
lebih lannjut," kata Nasrallah bersumpah.
Pemimpin
gerakan yang didukung Iran itu, memuji hasil diplomasi antara Iran,
Rusia dan Turki untuk menyelamatkan Idlib dari tindakan ofensif militer
yang dapat menyebabkan bencana kemanusiaan.
Sebelumnya,
pada Senin, Rusia dan Turki setuju mengecualikan solusi militer di Idlib
sehingga mendukung zona demiliterisasi di wilayah Idlib Suriah. Di
Idlib terdapat pasukan pemberontak radikal yang akan diminta mundur pada
pertengahan bulan depan.
"Hasil (dari upaya diplomatik)
menunjukkan hal baik dan masuk akal tetapi tergantung pada hasil," kata
Nasrallah. Ia medeskripsikan perjanjian tersebut sebagai langkah untuk
mencapai solusi politik dari konflik lebih dari tujuh tahun itu.
Rusia,
negara pendukung terbesar dari Presiden Suriah Bashar al-Assad dalam
perjuangannya melawan pemberontak, telah mempersiapkan serangan di Kota
Idlib, yang dikendalikan oleh oposisi. PBB telah memperingatkan serangan
semacam itu akan menimbulkan bencana kemanusiaan di Provinsi Idlib,
tempat sekitar 3 juta warga bermukim.
Wilayah Idlib dan
daerah sebelah utara Aleppo merupakan perwakilan wilayah besar oposisi
terakhir di Suriah. Assad telah memulihkan sebagian besar wilayah yang
pernah dipegang kelompok oposisi dengan dukungan militer yang menentukan
dari Iran dan Rusia.