Jumat, 28 September 2018

Serang Taliban, Pertama Kali Amerika Serikat Gunakan Jet F-35

Situs online sputniknews.com, 2 Januari 2018, menulis bahwa dua skuadron pesawat tempur siluman F-35B akan memperkuat Marinir Amerika Serikat, pada 2018. Varian F-35B memiliki kemampuan terbang dari landasan pendek dan mendarat vertikal atau short takeoff/vertical landing (STOVL), sehingga dapat beroperasi di kapal induk atau kapal serbu amfibi. sputniknews.com/USMC Cpl. Aaron Henson
Situs online sputniknews.com, 2 Januari 2018, menulis bahwa dua skuadron pesawat tempur siluman F-35B akan memperkuat Marinir Amerika Serikat, pada 2018. Varian F-35B memiliki kemampuan terbang dari landasan pendek dan mendarat vertikal atau short takeoff/vertical landing (STOVL), sehingga dapat beroperasi di kapal induk atau kapal serbu amfibi. sputniknews.com/USMC Cpl. Aaron Henson

CB, Jakarta - Pertama kalinya, Amerika Serikat menggunakan jet F-35 pada Kamis 28 September untuk menghancurkan target Taliban di Afganistan.
Dilaporkan Reuters, 28 September 2018, pejabat AS yang enggan diungkap identitasnya, mengatakan jet F-35B lepas landas dari kapal induk serbu amfibi USS Essex di Laut Arab.
Pesawat siluman F-35 diproduksi oleh Lockheed Martin dalam tiga varian, pertama versi pendaratan konvensional F-35A, yang kedua F-35B versi jarak pendek atau take-off vertikal, dan varian ketiga, F-35C yang digunakan pada kapal induk.

Israel menjadi negara pertama di dunia yang menggunakan pesawat tempur siluman F-35 buatan Amerika Serikat dalam pertempuran.
Klaim itu disampaikan kepala angkatan udara Israel, Mayor Jenderal Amikam Norkin, pada Selasa, 22 Mei 2018.
"Kami menerbangkan F-35 di Timur Tengah dan telah menyerang dua kali pada dua front yang berbeda," kata Norkin, seperti dilansir Reuters pada Selasa, 22 Mei 2018.

Jet tempur F-35 milik Israel mengudara dalam upacara wisuda pilot angkatan udara Israel di pangkalan udara Hatzerim di Israel selatan, 29 Desember 2016. REUTERS/Amir Cohen

Norkin membuat komentar sambil menunjukkan foto pilot Israel menerbangkan F-35 di atas ibukota Libanon, Beirut pada siang hari. Dia tidak menyebutkan kapan foto itu diambil.
Angkatan Udara Israel diperkirakan akan menerima total 50 pesawat F-35 untuk dua skuadron penuh pada tahun 2024.
Amerika Serikat dan 10 negara mitra bertujuan untuk mengembangkan armada F-35 menjadi 3 ribu unit jet dan dengan harga untuk unit F-35A sekitar US$ 80 juta atau Rp 1,1 triliun pada tahun 2020 melalui efisiensi yang diperoleh dengan memesan dalam jumlah yang lebih besar.

Perusahaan senjata Amerika Serikat, Lockheed Martin, adalah kontraktor utama untuk jet F-35 dan memiliki Mitra-mitranya meliputi Northrop Grumman Corp, Pratt & Whitney, dan BAE Systems Plc dari United Technologies Corp.



Credit  tempo.co