Serangan terhadap pawai militer Iran ini menewaskan 25 orang
CB,
DUBAI -- Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menuduh
negara-negara Teluk Arab yang didukung AS melakukan serangan penembakan
terhadap parade militer Iran. Serangan tersebut menewaskan 25 orang, dan
hampir setengah dari mereka yang tewas merupakan anggota Pengawal
Revolusi elite Iran.
Khamenei memerintahkan pasukan keamanan untuk mengadili mereka yang
bertanggung jawab atas salah satu serangan terburuk yang pernah terjadi
terhadap Garda Revolusi, kekuatan militer paling kuat di negara itu.
Tuduhan itu kemungkinan akan meningkatkan ketegangan dengan saingan
Iran, Arab Saudi, dan sekutu Teluknya, yang bersama dengan Amerika
Serikat telah bekerja untuk mengisolasi Iran.
"Kejahatan
ini merupakan kelanjutan dari plot negara-negara regional yang merupakan
boneka Amerika Serikat, dan tujuan mereka adalah menciptakan
ketidakamanan di negara kita tercinta," kata Khamenei dalam sebuah
pernyataan yang dipublikasikan di situsnya, Ahad (23/9).
Dia
tidak menyebutkan negara-negara regional yang dia yakini harus
disalahkan. Israel juga sekutu utama AS yang menentang Teheran.
Sebuah
gerakan oposisi etnis Arab Iran yang disebut Perlawanan Nasional Ahvaz,
yang menginginkan sebuah negara terpisah di provinsi Khuzestan yang
kaya minyak, mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Militan Negara
Islam juga mengaku bertanggung jawab.
Tidak ada klaim yang memberikan bukti. Sementara itu keempat penyerang tewas.
Serangan
itu, yang melukai sedikitnya 70 orang, menargetkan tempat menonton di
mana para pejabat Iran berkumpul di kota Ahvaz untuk menyaksikan acara
tahunan menandai dimulainya perang Republik Islam 1980-1988 dengan Irak,
kata televisi pemerintah. Iran telah relatif stabil dibandingkan dengan
negara-negara tetangga Arab yang telah bergulat dengan pergolakan sejak
pemberontakan 2011 di seluruh Timur Tengah.
Perempuan dan anak-anak tewas dalam serangan itu, lapor kantor berita
IRNA. Seorang gadis empat tahun dan seorang veteran perang yang berkursi roda berada di antara yang mati.
"Para
penyerang telah menyembunyikan senjata di dekat rute parade beberapa
hari sebelumnya," kata Brigadir Jenderal Abolfazl Shekarchi, seorang
juru bicara senior untuk pasukan bersenjata Iran.
"Keempat teroris dengan cepat dinetralisir oleh pasukan keamanan," kata Shekarchi menambahkan kepada televisi negara.
Serangan
terhadap militer jarang terjadi di Iran. Iran memanggil utusan Belanda,
Denmark dan Inggris pada Sabtu malam mengenai penembakan itu, menuduh
mereka menyembunyikan kelompok oposisi Iran di negara mereka. Beberapa
anggota gerakan separatis etnis bermarkas di negara-negara Eropa.
Juru
bicara kementerian luar negeri Iran Bahram Qasemi mengatakan Iran
"meminta pemerintah mereka untuk mengutuk serangan itu dan
mengekstradisi orang-orang yang terkait dengannya ke Iran untuk
diadili."
"Tidak dapat diterima bahwa kelompok-kelompok ini
tidak terdaftar sebagai organisasi teroris oleh Uni Eropa selama mereka
tidak melakukan serangan teroris di Eropa," Qasemi seperti dikutip oleh
kantor berita
IRNA