Senin, 24 September 2018

AS siapkan sejumlah kebijakan untuk tekan Venezuela


Pendukung Presiden Venezuela Nicolas Maduro membawa poster lukisan mirip almarhum mantan presiden Venezuela Hugo Chavez menghadiri sebuah reli kampanye di La Guaira, Venezuela, Rabu (2/5/2018). (REUTERS/Carlos Garcia Rawlins)



Washington (CB) - Amerika Serikat tengah menyiapkan "serangkaian kebijakan" untuk meningkatkan tekanan terhadap pemerintah Venezuela, kata Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo kepada Fox News pada Jumat.

"Kalian akan mengetahui serangkaian kebijakan yang akan kami putuskan dalam beberapa hari ke depan untuk meningkatkan tekanan terhadap para elit Venezuela, yang membuat rakyat sendiri menderita," kata Pompeo.

"Kami bertekat untuk membantu rakyat Venezuela mendapatkan haknya," kata dia.

Dia tidak menjelaskan lebih jauh apa rangkaian kebijakan yang Washington rencanakan.

Sementara itu kementerian informasi Venezuela hingga kini tidak membalas permintaan komentar, demikian Reuters melaporkan.

Dalam beberapa waktu terakhir, Gedung Putih memang terus memperbanyak sanksi terhadap sejumlah pejabat pemerintahan Presiden Nicolas Maduro.

Washington menuding membahayakan demokrasi dengan memenjarakan para pemimpin oposisi.

Pada tahun lalu, Washington menjatuhkan sanksi larangan perdagangan surat hutang dari pemerintah Venezuela dan juga perusahaan minyak negara PDVSA.

Selain itu mereka juga menerapkan sanksi kepada sejumlah pejabat, termasuk Maduro.


Perekonomian Venezuela tengah diambang kehancuran di bawah kepemimpinan Maduro.

Negara itu kini mengalami inflasi tahunan mencapai 200.000 persen, ditambah kelangkaan bahan makanan dan obat-obatan.

Akibatnya, ratusan ribu warga Venezuela kini harus mengungsi ke negara-negara tetangga seperti Kolombia, Brasil, dan Peru.

Sementara itu pada pekan depan, para pemimpin negara-negara dunia akan bertemu dalam agenda Sidang Umum PBB di New York.

Maduro tidak menghadiri pertemuan itu sejak 2015 dan mengaku akan mengulanginya pada tahun ini karena alasan keamanan.





Credit  antaranews.com