Isu denuklirisasi Korut telah menjadi perhatian dan kepentingan seluruh negara dunia.
CB, SEOUL
-- Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in melakukan kunjungan ke
Amerika Serikat (AS) pada Ahad (23/9). Ia bertemu dengan Presiden AS
Donald Trump untuk membahas denuklirisasi Korea Utara (Korut).
“Presiden
Moon akan mengadakan diskusi mendalam (dengan Trump) tentang cara untuk
memecahkan kebuntuan dalam pembicaraan Korut-AS guna memperbaiki
hubungan kedua negara,” ujar direktur senior dari Kantor Keamanan
Nasional kepresidenan Korsel Nam Gwan-pyo, dikutip laman
Yonhap, Ahad (24/9).
Saat bertemu Trump, Moon juga akan memaparkan hasil
pertemuannya dengan pemimpin tertinggi Korut Kim Jong-un. Saat bertemu
Kim, Moon memang tidak hanya membahas perihal denuklirisasi, tapi turut
mempromosikan kembali penyelenggaraan dialog antara Korut dan AS.
Menurut
Nam, Moon pun akan menjelaskan hasil pertemuannya dengan Kim saat
menghadiri sidang Majelis Umum PBB. Sebab isu denuklirisasi Korut telah
menjadi perhatian dan kepentingan seluruh negara dunia.
Moon
melakukan kunjungan resmi ke Korut pada Selasa (18/9). Kunjungannya ke
sana membawa dua misi utama, yakni memajukan proses denuklirisasi dan
mempromosikan kembali dialog antara Korut dengan AS. Perihal
denuklirisasi, Moon telah berhasil membujuk Kim untuk menutup fasilitas
rudal dan nuklirnya.
Seusai kunjungan tersebut, Moon
mengatakan terdapat beberapa hal yang tidak dicantumkan dalam deklarasi
bersama antara dirinya dan Kim. “Saya berencana untuk menyampaika pesan
tersebut secara detail kepada AS,” ucapnya.
Ia
hanya mengatakan, Kim berulang kali menegaskan komitmennya untuk
mempercepat proses denuklirisasi. Oleh sebab itu, ia akan mengupayakan
kembali penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) AS-Korut. “Saya
yakin proses denuklirisasi dapat bergerak lebih cepat jika kedua
pemimpin itu (Kim dan Trump) berhadap-hadapan,” ujar Moon.
Trump
dan Kim telah bertemu di Singapura pada 12 Juni lalu. Terdapat empat
hal yang disepakati Trump dengan Kim seusai pertemuan. Pertama Korut dan
AS setuju menjalin hubungan baru yang mengarah ke perdamaian. Kedua,
baik AS maupun Korut setuju untuk membangun rezim yang stabil di
Semenanjung Korea.
Ketiga, mengacu pada Deklarasi
Panmunjeom, Korut menyatakan berkomitmen melakukan denuklirisasi
menyeluruh di Semenanjung Korea. Kemudian terakhir, kedua negara sepakat
memulangkan tahanan perang atau tentara yang dinyatakan hilang yang
telah teridentifikasi.
Kendati telah menghasilkan
kesepakatan, AS menyatakan sanksi terhadap Korut tak akan dicabut.
Sanksi baru akan dilepaskan ketika negara tersebut melakukan
denuklirisasi secara penuh dan lengkap.