Rabu, 26 September 2018

Trump Banggakan Pencapaian, PBB Tertawa


Trump Banggakan Pencapaian, PBB Tertawa
Para pemimpin dunia yang menghadiri sidang Majelis Umum PBB, Selasa (25/9), tertawa ketika Presiden Donald Trump membanggakan pencapaian pemerintahannya. (Reuters/Carlo Allegri)


Jakarta, CB -- Para pemimpin dunia yang menghadiri sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Selasa (25/9), tertawa ketika Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, membanggakan pencapaian pemerintahannya.

"Dalam waktu kurang dari dua tahun, pemerintahan saya sudah mendapatkan pencapaian lebih banyak dari hampir semua pemerintahan dalam sejarah negara ini. Sangat benar," ujar Trump disambut gelak tawa seisi ruang rapat PBB.

Tampak terkejut melihat reaksi Majelis Umum PBB, Trump lantas berkata, "Saya tidak menyangka reaksi seperti itu, tapi tak apa."


Ia kemudian menjabarkan segala pencapaian pemerintahannya, mulai dari pertumbuhan ekonomi, penambahan empat juta pekerjaan baru, reformasi pajak, hingga peningkatan anggaran militer.


"Kami sudah menetapkan anggaran untuk militer kami, US$700 miliar tahun ini, US$716 miliar tahun depan. Militer kami akan segera lebih kuat dari sebelumnya," tutur Trump.

"Dengan kata lain, Amerika Serikat sudah menjadi negara yang lebih kuat, aman, dan kaya ketimbang ketika saya dilantik kurang dari dua tahun lalu."


Tak lupa, ia juga membanggakan hasil pertemuan bersejarahnya dengan pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong-un, pada 12 Juni lalu di Singapura.

"Kami berbincang dan menggelar rapat yang produktir dan kami sepakat akan kepentingan kedua negara untuk menjamin denuklirisasi di Semenanjung Korea," ucap Trump.

Ia kemudian mengatakan bahwa sejak pertemuan tersebut, sudah ada beberapa langkah yang diambil oleh Korut.

"Rudal dan roket tak lagi beterbangan. Uji coba nuklir berhenti. Sejumlah fasilitas militer dihancurkan. Sandera-sandera kami dibebaskan. Dan seperti yang dijanjikan, pahlawan kami yang gugur dikembalikan untuk dimakamkan di tanah Amerika," katanya.

Trump Banggakan Pencapaian, PBB Tertawa
Presiden Donald Trump membanggakan hasil pertemuan bersejarahnya dengan pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong-un, pada 12 Juni lalu di Singapura. (Reuters/Carlos Barria)
Meski demikian, Trump tetap menegaskan bahwa semua sanksi atas Korut baru akan dicabut setelah negara itu benar-benar melucuti senjata nuklirnya.

Setelah memamerkan keberhasilan kesepakatan dagang dengan berbagai negara, seperti Meksiko dan Korea Selatan, Trump kemudian membanggakan keputusannya membuka Kedutaan Besar AS untuk Israel di Yerusalem.

"Tahun ini, kami juga mengambil satu langkah penting di Timur Tengah. Dalam rangka mengakui kedaulatan setiap negara untuk menentukan ibu kotanya, saya memindahkan Kedutaan Besar Israel ke Yerusalem," ucap Trump.



Keputusan ini menuai kecaman dari berbagai pihak karena dianggap mengancam prospek perdamaian antara Israel dan Palestina yang selama ini memperebutkan Yerusalem sebagai ibu kota mereka kelak.

Namun, Trump berkata, "Amerika Serikat berkomitmen terhadap masa depan perdamaian dan stabilitas kawasan, termasuk perdamaian antara Israel dan Palestina. Tujuan itu tercapai, bukan ternodai, dengan mengakui fakta-fakta yang jelas."

"Kebijakan Amerika berprinsip pada realisme yang berarti kami tidak akan berpegang pada dogma, ideologi busuk, dan para ahli yang terbukti salah selama bertahun-tahun. Ini semua benar bukan hanya atas nama perdamaian, tapi juga kesejahteraan."




Credit  cnnindonesia.com