New York, Amerika Serikat (CB) - Indonesia mengajak negara-negara Meksiko, Indonesia, Korea, Turki dan Australia (MIKTA) untuk turut menyuarakan dan memberikan dukungan bagi masyarakat Palestina.

"Walaupun ini bukan topik diskusi hari ini, tapi saya sekali lagi minta kepada negara-negara MIKTA untuk memberikan dukungan kepada Palestina," kata Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi di New York, Kamis.

Para menteri luar negeri MIKTA memenuhi undangan Indonesia, yang memimpin MIKTA tahun ini, untuk menghadiri jamuan pagi di Perutusan Tetap RI untuk PBB di sela rangkaian kegiatan Sidang Majelis Umum PBB di New York, Kamis pagi, untuk membahas sejumlah isu.

Dalam pertemuan itu, Retno antara lain mengangkat isu dukungan kepada UNRWA untuk membantu pengungsi Palestina, baik dukungan politik mau pun finansial.

UNRWA mengurusi sekitar 5,3 juta pengungsi Palestina yang tersebar di Yordania, Lebanon, Suriah, Tepi Barat dan Gaza. Badan bantuan tersebut sedang mengalami defisit anggaran sekitar 440 juta dolar AS sehingga kesulitan membantu para pengungsi Palestina, yang sebagian besar dari mereka adalah keturunan dari 700.000 warga Palestina yang terusir dari rumah mereka dalam Perang 1948 yang menyebabkan lahirnya Israel.

Pendanaan UNRWA sebagian berasal dari PBB, tapi mayoritas berasal dari kontribusi sukarela negara-negara anggota. Defisit anggaran badan bantuan itu sekarang 60 persen di antaranya sudah tertutup, tersisa 40 persen atau sekitar 180 juta dolar AS lagi yang harus dipenuhi.

Defisit anggaran badan bantuan untuk pengungsi Palestina itu tak lepas dari keputusan Amerika Serikat menghentikan segala bentuk bantuan pendanaan untuk UNRWA pada awal September.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump memerintahkan penghentian lebih dari 200 juta dolar AS atau sekitar Rp2,8 triliun bantuan ekonomi yang sedianya dialokasikan ke Gaza dan Tepi barat untuk dialihkan ke tempat lain.

Indonesia sudah berkomitmen meningkatkan bantuan sukarela untuk UNRWA dan akan menggunakan setiap pertemuan dan forum di kawasan utnuk menyuarakan dukungan bagi Palestina yang sedang berada di persimpangan.

Berada di persimpangan karena proses perdamaian Palestina berhenti sementara dan ada rencana perdamaian yang diusulkan oleh Amerika Serikat tapi belum jelas juntrungannya, ungkap Retno.