Jumat, 28 September 2018

Cina Minta Amerika Serikat Berhenti Menyebar Fitnah


Tentara Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) ambil bagian dalam parade militer untuk memperingati ulang tahun ke-90 berdirinya angkatan darat di markas pelatihan militer Zhurihe di Daerah Otonom Mongolia Dalam, Cina, 30 Juli 2017. China Daily/REUTERS
Tentara Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) ambil bagian dalam parade militer untuk memperingati ulang tahun ke-90 berdirinya angkatan darat di markas pelatihan militer Zhurihe di Daerah Otonom Mongolia Dalam, Cina, 30 Juli 2017. China Daily/REUTERS

CB, Jakarta - Beijing menuntut Amerika Serikat berhenti menyebar fitnah. Cina ingin Amerika Serikat menghapus hambatan dan meningkatkan hubungan bidang militer dengan Negara Tirai Bambu itu.
Gertakan tersebut disampaikan Juru bicara Kementerian Pertahanan Cina, Ren Guoqiang, di tengah-tengah ketegangan Amerika Serikat-Cina karena perang dagang, sengketa Laut Cina Selatan dan tudingan Presiden Donald Trump bahwa Beijing sedang mencampuri pemilu Kongres Amerika pada November 2018.
"Kami menyarankan kepada Amerika Serikat untuk berhenti mengkritik dan memfitnah Cina. Hentikan kata-kata yang salah ini yang menciderai hubungan bilateral dan kepentingan mendasar masyarakat di kedua negara," kata Ren.

Dikutip dari Reuters pada Jumat, 28 September 2018, Ren mengatakan Washington seharusnya mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan hubungan militer kedua negara.
Beijing secara tegas sangat keberatan dengan tindakan provokatif yang dilakukan Angkatan Udara Amerika Serikat pada pekan ini di wilayah udara Laut Cina Selatan. Situasi ini telah membuat Cina mempertimbangkan kembali rencana kunjungan resmi Menteri Pertahanan Cina, Wei Fenghe, ke Amerika Serikat pada tahun ini.

"Amerika Serikat adalah pihak yang harus disalahkan untuk masalah yang muncul saat ini supaya negara itu bisa segera memperbaiki kesalahannya. Amerika harus mencabut segala bentuk embargo yang hanya menjadi hambatan dalam pengembangan hubungan yang sehat kedua negara di bidang militer," kata Ren.
Cina pekan ini telah dibuat marah oleh ulah Washington karena menyetujui proposal penjualan suku cadang jet tempur F-16 dan pesawat tempur militer lainnya senilai lebih dari US$ 330 juta atau Rp 4,9 triliun ke Taiwan. Cina selalu menganggap Taiwan bagian tak terpisahkan dari Cina. 





Credit tempo.co