Ilustrasi (CNN Indonesia/Safir Makki)
Sehari-hari, remaja berusia 19 tahun ini bekerja sebagai penjaga lampu di Rompong. Ini adalah tempat penangkaran ikan di laut yang terletak sekitar 125 kilometer dari pesisir utara Manado. Menurut sang ayah, Aldi telah melakukan pekerjaan itu sejak berusia 16 tahun.
Setiap minggu, seorang dari daratan akan memanen ikan dari penangkarannya. Orang-orang juga akan memberi Aldi pasokan makanan, air, dan bahan bakar untuk dia bertahan hidup selama sepekan di penangkaran tersebut.
Penangkaran itu terbuat dari triplek dan kayu seadanya yang ditambatkan dengan sebuah tali tambang ke pelampung.
Namun, pada 14 Juli angin kencang telah memutus tali jangkar dan membuat kapal Aldi terhempas angin, tertiup hingga ke lautan lepas di Samudra Pasifik.
Terombang-ambing di lautan selama berhari-hari sempat membuat Aldi putus asa dan ingin bunuh diri. Sebab, tak kunjung ada seorang pun yang menyelamatkannya.
Padahal, setidaknya sempat ada 10 kapal yang berlayar di dekat perahunya yang rapuh itu. Sayang, kapal-kapal itu tak melihat Aldi.
"Saya merasa seperti akan mati di sana (selama terdampar)," katanya seperti dikutip The Guardian.
Demi bertahan hidup, Aldi hanya bermodal pasokan makanan yang tersisa untuk beberapa hari di perahunya. Selebihnya, dia mengandalkan hidupnya dengan menangkap ikan dan membakar kayu dari perahunya.
Aldi berhasil diselamatkan pada 31 Agustus lalu pukul 09.45 waktu setempat. Sebuah kapal kargo berbendera Panama, MV Arpeggio, akhirnya melihat perahu Aldi dan membawanya merapat ke Pelabuhan Tokuyama, Yamaguchi, Jepang pada 6 September lalu.
"Pasca ketibaan di Pelabuhan Tokuyama, telah dilakukan pemeriksaan kesehatan oleh Japan Coast Guard, yang bersangkutan dinyatakan sehat serta dapat dipulangkan ke negara asal," kata Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Kementerian Luar Negeri RI, Lalu Muhammad Iqbal, melalui pernyataan yang diterima CNNIndonesia.com, Senin (24/9).
Iqbal mengatakan Aldi berhasil dipulangkan ke Tanah Air dengan fasilitas Konsulat Jenderal RI di Osaka.
"Aldi dipulangkan pada 8 September 2018 menggunakan maskapai Garuda dan tiba di Manado pada 9 September 2018 pukul 10.20 WITA," tuturnya.
Credit cnnindonesia.com