"... Populisme, proteknisme, dan unilateralisme semuanya lagi naik tajam di berbagai penjuru dunia..."
Seoul (CB) - Presiden Joko Widodo menyatakan, senjata nuklir menjadi salah satu ancaman perdamain dunia saat ini.
"Ancaman nuklir salah satu dari beberapa tantangan yang sedang dihadapi dunia saat ini," kata dia, saat memberikan kuliah umum kepada mahasiswa jurusan Bahasa Indonesia-Malaysia di Universitas Hankuk Seoul, Korea Selatan, Selasa.
Selain nuklir, dia juga menyebut dunia saat ini menghadapi tantangan keamanan, seperti di Afghanistan, Timur Tengah, Rakhine State-Myanmar.
"Populisme, proteknisme, dan unilateralisme semuanya lagi naik tajam di berbagai penjuru dunia," kata dia.
Ia mengungkapkan, Indonesia dalam UUD 1945 telah diamanatkan untuk menjaga perdamaian dunia akan mengambil perannya.
Jokowi mengatakan, Indonesia dalam perdamaian dunia ingin berperan dalam aspek-aspek agama dalam menangani berbagai konflik internasional. "Ini semua adalah konkret untuk mendorong yang benar, tetapi sejauh kemampuan yang kita miliki," katanya.
Ia menyatakan, Korea Selatan dan Indonesia adalah mitra yang ideal atau mitra alamiah untuk kerjasama menuju agenda internasional yang progresif bagi dunia "Kita dua-duanya menganut demokrasi, demografi saling melengkapi, dimana 60 persen orang Indonesia di bawah usia 30 tahun," kata dia.
Dalam kesempatan ini, dia juga diminati pendapat salah satu mahasiswa mengenai bersatunya Korea Utara dan Korea Selatan.
Atas pertanyaan tersebut, Jokowi mengaku sangat senang dengan pertemuan antara Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, dan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un. "Sebuah sejarah karena (dua) Korea (itu) saudara dekat. Satu rumpun, kalau bertemu adalah sebuah hal yang wajar dan saya sangat berbahagia," katanya.
Indonesia adalah salah satu dari tidak terlalu banyak negara yang menjalin hubungan diplomatik dengan kedua Korea bersama-sama.
Selain itu, dia juga merasa gembira saat perdana menteri Korea Selatan dan deputi perdana menteri Korea Utara juga bersama-sama datang di Asian Games.
"Ini menunjukkan bahwa kerukunan dan persatuan antara Korea Utara dan Korea Selatan, perasaan saya mengatakan mendekati sebuah kenyataan. Dan kita harapkan betul-betul nanti menjadi sebuah kenyataan, sehingga energi perdamaian dunia itu dimulai dari Korea," kata dia.
"Ancaman nuklir salah satu dari beberapa tantangan yang sedang dihadapi dunia saat ini," kata dia, saat memberikan kuliah umum kepada mahasiswa jurusan Bahasa Indonesia-Malaysia di Universitas Hankuk Seoul, Korea Selatan, Selasa.
Selain nuklir, dia juga menyebut dunia saat ini menghadapi tantangan keamanan, seperti di Afghanistan, Timur Tengah, Rakhine State-Myanmar.
"Populisme, proteknisme, dan unilateralisme semuanya lagi naik tajam di berbagai penjuru dunia," kata dia.
Ia mengungkapkan, Indonesia dalam UUD 1945 telah diamanatkan untuk menjaga perdamaian dunia akan mengambil perannya.
Jokowi mengatakan, Indonesia dalam perdamaian dunia ingin berperan dalam aspek-aspek agama dalam menangani berbagai konflik internasional. "Ini semua adalah konkret untuk mendorong yang benar, tetapi sejauh kemampuan yang kita miliki," katanya.
Ia menyatakan, Korea Selatan dan Indonesia adalah mitra yang ideal atau mitra alamiah untuk kerjasama menuju agenda internasional yang progresif bagi dunia "Kita dua-duanya menganut demokrasi, demografi saling melengkapi, dimana 60 persen orang Indonesia di bawah usia 30 tahun," kata dia.
Dalam kesempatan ini, dia juga diminati pendapat salah satu mahasiswa mengenai bersatunya Korea Utara dan Korea Selatan.
Atas pertanyaan tersebut, Jokowi mengaku sangat senang dengan pertemuan antara Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, dan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un. "Sebuah sejarah karena (dua) Korea (itu) saudara dekat. Satu rumpun, kalau bertemu adalah sebuah hal yang wajar dan saya sangat berbahagia," katanya.
Indonesia adalah salah satu dari tidak terlalu banyak negara yang menjalin hubungan diplomatik dengan kedua Korea bersama-sama.
Selain itu, dia juga merasa gembira saat perdana menteri Korea Selatan dan deputi perdana menteri Korea Utara juga bersama-sama datang di Asian Games.
"Ini menunjukkan bahwa kerukunan dan persatuan antara Korea Utara dan Korea Selatan, perasaan saya mengatakan mendekati sebuah kenyataan. Dan kita harapkan betul-betul nanti menjadi sebuah kenyataan, sehingga energi perdamaian dunia itu dimulai dari Korea," kata dia.
Credit antaranews.com