Menurut pasukan Irak, mereka menguasai gedung gubernur
tanpa ada tentangan dari militan Kurdi Peshmerga. Selusin Humvee dari
Dinas Antiterorisme Irak yang dilatih di AS tiba di gedung tersebut dan
langsung melakukan pengamanan di sekitarnya.
Pasukan Kurdi sebelumnya berjanji akan mempertahankan
Kirkuk. Selama tiga hari mereka terjebak dalam pertempuran bersenjata
dengan pasukan pemerintah Irak dan sekutu yang didukung oleh Iran, yang
dikenal sebagai Popular Mobilization Force (PMF).
"Akan ada banyak pencarian, tanya jawab, dan kemarahan
di kalangan Pemerintah Daerah Kurdistan (KRG) tentang bagaimana
sebenarnya hal ini terjadi, setelah retorika yang kuat selama
berhari-hari, tapi orang Kurdi tetap bersatu dan mereka akan membela
Kirkuk," ujar kontributor Aljazirah, Charles Stratford, yang melaporkan langsung dari Erbil.
Kemajuan pasukan Irak merupakan bagian dari operasi
besar untuk merebut kembali Kirkuk. Operasi ini dilakukan di tengah
perselisihan yang meningkat setelah referendum kemerdekaan Kurdi pada 25
September lalu yang kontroversial dan dinyatakan ilegal oleh Baghdad.
Dengan cepat, tentara Irak menguasai bandara kota
tersebut, ladang minyak, pangkalan militer strategis K1, dan distrik
Taza Khormatu di sebelah tenggara Kirkuk.
Pasukan Kurdi Peshmerga menguasai Kirkuk yang kaya akan
minyak setelah tentara Irak melarikan diri dari pertempuran dengan ISIS
pada 2014. Sejak saat itu, belum ada kesepakatan antara KRG dan
pemerintah federal di Baghdad tentang siapa yang harus mengendalikan
daerah tersebut dan mendapatkan keuntungan dari kekayaan minyaknya.
Ketegangan antara kedua belah pihak semakin meningkat
sejak orang-orang Kurdi Irak memilih memisahkan diri dalam referendum
bulan lalu. Jajak pendapat tidak mengikat telah diadakan di
daerah-daerah yang dikuasai KRG dan di beberapa wilayah yang
disengketakan, termasuk Kirkuk.
Tak lama setelah referendum tersebut, parlemen Irak
meminta al-Abadi mengirim pasukan ke Kirkuk. Mereka akhirnya mendapatkan
kembali kendali atas ladang minyak di wilayah itu.
Provinsi Kirkuk adalah satu dari dua wilayah penghasil
minyak utama di Irak yang diyakini memiliki sekitar empat persen sumber
minyak dunia. Kirkuk terletak di luar perbatasan resmi wilayah
semi-otonomi Kurdi dan merupakan rumah bagi masyarakat Kurdi, Arab,
Turkmen, dan Kristen.
Sebagian besar warga Turkmen dan Arab yang tinggal di
Kirkuk selama beberapa generasi telah memboikot referendum kemerdekaan
Kurdi. "Ada banyak orang Kurdi yang menyebut Kirkuk adalah Yerusalem
mereka. Tapi ada juga tentangan yang cukup besar dari orang Arab dan
Turkmen tentang gagasan mengenai Kirkuk yang akan menjadi bagian dari
negara Kurdi yang merdeka," kata Stratford.
Credit republika.co.id