Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, mendesak
Amerika Serikat berhenti mengancam pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim
Jong-un, untuk menghindari perang nuklir. (Reuters/Erik De Castro)
"Kalian seharusnya meredam, menghentikan ancaman, akan sama saja untuk Amerika. Pastikan saja kepada dia (Kim Jong-un) bahwa tak ada yang mengincar dia," ujar Duterte, Senin (30/10).
Duterte mengatakan, cara terbaik untuk meredam ambisi rudal dan nuklir Korut adalah dengan perundingan. Ia pun meminta AS, Jepang, China, dan Korea Selatan untuk duduk bersama Korut.
"Katakan kepada dia (Kim Jong-un) bahwa tak ada yang mengancam dia, bahwa tidak akan ada perang," ucap Duterte, sebagaimana dikutip Bloomberg.
Selama ini, Korut memang mengatakan bahwa mereka akan tetap mengembangkan program rudal dan nuklirnya selama masih ada ancaman dari AS yang terus menggelar latihan militer bersama Korsel di perbatasan dengan negaranya.
Sejak awal tahun ini, Korut pun terus memamerkan kapabilitas persenjataannya melalui sejumlah uji coba rudal yang dua di antaranya melintasi wilayah Jepang. Korut bahkan dilaporkan menguji coba bom hidrogen, menambah khawatir dunia.
Menurut Duterte, isu rudal dan nuklir ini pun akan menjadi pokok bahasan dalam pertemuannya dengan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, pada hari ini.
Selain isu Korut, Duterte juga akan membahas kerja sama kedua negara. Ia juga dilaporkan bakal meminta bantuan Jepang dalam upaya pembangunan kembali Marawi pasca perang melawan ISIS selama lima bulan belakangan di kota itu.
Pertemuan ini diperkirakan akan berjalan lancar mengingat kedekatan kedua pemimpin negara yang sudah terlihat sejak Januari lalu, ketika Abe bertandang ke rumah Duterte, sementara dunia mengecam kampanye perang narkoba kontroversial sang presiden Filipina.
Credit cnnindonesia.com
Duterte: Harus Ada Orang yang Berbicara pada Kim Jong-un
Duterte menyampaikan hal itu, Ahad (29/10), satu hari sebelum mengunjungi Jepang. Selain menandatangani perjanjian bantuan lima tahun sebesar 8,8 miliar dolar AS, Duterte juga berharap bisa berdiskusi tentang ancama nuklir Korut dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dan Presiden AS Donald Trump bulan depan di Manila.
Duterte mengatakan AS, Jepang dan Korea Selatan perlu meyakinkan Kim tidak ada yang mengancamnya dan meminta Kim berhenti mengancam dengan serangan nuklir.
"Kalian harus ingat dialah pemimpin rakyatnya. Seharusnya ada yang bilang, 'Temanku, mari kita bicarakan hal ini', nyatanya tidak ada yang berbicara dengannya," kata Duterte di Davao.
Di Tokyo, Duterte berbicara dengan pejabat negara, bertemu dengan pengusaha Jepang dan beraudiensi dengan kaisar Akihito dan Permaisuri Michiko. Dia memuji Jepang sebagai teman sejati Filipina.
Credit REPUBLIKA.CO.ID