MOSKOW
- Rusia bersiap untuk menguji coba rudal balistik antarbenua (ICBM)
RS-28 Sarmat yang dijuluki rudal Setan 2. Senjata berbahaya ini diklaim
mampu menembus sistem pertahanan Amerika Serikat (AS) dan menghancurkan
seluruh area Texas dengan serangan tunggal.
Mengutip laporan media yang dikendalikan Kremlin, Sputnik, setelah tertunda beberapa kali, tes ICBM Setan 2 akan dilakukan di Cosmodrome Plesetsk, di barat laut Rusia, sebelum akhir tahun ini.
ICBM RS-28 Sarmat diklaim bisa menghasilkan ledakan 40 megaton atau 2.000 kali lebih kuat dari bom atom atom AS yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki pada tahun 1945.
Menurut laporan media Rusia tersebut, Kementerian Pertahanan Pemerintah Vladimir Putin berencana untuk menguji dua rudal super RS-28 Sarmat.
Moskow selama ini mengklaim bahwa rudal tersebut dapat mengalahkan pertahanan apapun, karena senjata itu merupakan pengganti rudal SS-18 atau rudal Setan 1.
Namun, sumber luar Rusia meragukan beberapa spesifikasi dari ICBM RS-28 Sarmat ini. Michael Kofman, seorang ilmuwan riset dari Center for Naval Analyzes, pernah menjelaskan kepada The National Interest tentang keraguannya.
Kantor berita Rusia, RIA mengatakan rudal baru tersebut akan memiliki ”lemparan berat”—massa semua komponen dikurangi bahan bakar dan roket peluncuran—lima ton.
”Jika laporan RIA benar, dan mungkin tidak benar, bagaimana Anda bisa memasukkan 10 hulu ledak dan satu ton umpan ke lima ton?,” tanya dia.
”Ada banyak pertanyaan yang beredar tentang klaim yang bertentangan tentang lemparan, hulu ledak dan alat bantu penetrasi,” ujarnya.
Mengutip laporan media yang dikendalikan Kremlin, Sputnik, setelah tertunda beberapa kali, tes ICBM Setan 2 akan dilakukan di Cosmodrome Plesetsk, di barat laut Rusia, sebelum akhir tahun ini.
ICBM RS-28 Sarmat diklaim bisa menghasilkan ledakan 40 megaton atau 2.000 kali lebih kuat dari bom atom atom AS yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki pada tahun 1945.
Menurut laporan media Rusia tersebut, Kementerian Pertahanan Pemerintah Vladimir Putin berencana untuk menguji dua rudal super RS-28 Sarmat.
Moskow selama ini mengklaim bahwa rudal tersebut dapat mengalahkan pertahanan apapun, karena senjata itu merupakan pengganti rudal SS-18 atau rudal Setan 1.
Namun, sumber luar Rusia meragukan beberapa spesifikasi dari ICBM RS-28 Sarmat ini. Michael Kofman, seorang ilmuwan riset dari Center for Naval Analyzes, pernah menjelaskan kepada The National Interest tentang keraguannya.
Kantor berita Rusia, RIA mengatakan rudal baru tersebut akan memiliki ”lemparan berat”—massa semua komponen dikurangi bahan bakar dan roket peluncuran—lima ton.
”Jika laporan RIA benar, dan mungkin tidak benar, bagaimana Anda bisa memasukkan 10 hulu ledak dan satu ton umpan ke lima ton?,” tanya dia.
”Ada banyak pertanyaan yang beredar tentang klaim yang bertentangan tentang lemparan, hulu ledak dan alat bantu penetrasi,” ujarnya.
Credit sindonews.com