Selasa, 31 Oktober 2017

KRI I Gusti Ngurah Rai Perkuat Poros Maritim


KRI I Gusti Ngurah Rai Perkuat Poros Maritim Ilustrasi alutsista laut RI. (Foto: SAFIR MAKKI)


Jakarta, CB -- Kapal perang I Gusti Ngurah Rai-332 (KRI GNR-332) resmi diserahterimakan dari perusahaan kapal Belanda, Damen Schelde Naval Ship Building (DSNS), kepada TNI AL, di Surabaya, Senin (30/10). Kapal ini jadi jenis yang kedua yang didapat Indonesia.

"Keberadaan kapal ini dapat menunjang terwujudnya Angkatan Laut Indonesia yang berkelas dunia serta terwujudnya Indonesia menjadi poros maritim dunia," kata Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, dalam keterangan tertulis yang diterima CNNINdonesia.com, Selasa (31/10).

Peresmian KRI GNR-332 dilakukan oleh Ryamizard bersama Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Ade Supandi, di Dermaga Dock Semarang PT PAL Surabaya.





KRI GNR-332 merupakan kapal hasil kerja sama dengan sistem alih teknologi antara PT PAL dengan DSNS. Kapal pertama sudah diserahterimakan pada awal tahun 2017 dari perusahaan yang sama. Kedua kapal ini merupakan bagian dari proyek SIGMA (Ship Integrated Geometrical Modularity Approach).

Ryamizard melanjutkan, masuknya KRI GNR-332 di jajaran TNI AL sesuai dengan Rencana Strategis (Renstra) dan Minimum Essential Force (MEF) TNI. Karenanya ia berharap, kapal tersebut mengerek kemampuan TNI AL dalam melaksanakan tugasnya menjaga keamanan di wilayah laut Indonesia, melaksanakan tugas diplomasi TNI AL, serta melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan laut Indonesia.

"Saya yakin hadirnya kapal ini akan memperkuat jajaran TNI AL dan mampu menegakkan keutuhan NKRI dan hukum di laut sesuai hukum nasional dan internasional," katanya.

Dari keterangan tertulis Dinas Penerangan TNI AL, KRI GNR-332 ini termasuk dalam jenis kapal Perusak Kawal Rudal (PKR). Ia memiliki panjang 105,11 meter, lebar 14,02 meter, draft (badan kapal yang masuk ke dalam air) termasuk sonar 5,73 meter, bobot 3.216 ton, dengan kecepatan hingga 28 knot dan menampung 120 kru kapal.

KRI GNR-332 disebut mampu melakukan perang di empat matra sekaligus. Yakni, perang permukaan sesama kapal perang, perang bawah air melawan kapal selam, perang udara pesawat tempur, dan perang elektronika. Selain itu, kapal ini juga mampu membajak sistem persenjataan dan kendali dari kapal perang musuh.


Beberapa persenjataan yang dimiliki KRI ini diantaranya adalah meriam utama OTO Melara 76/62 mm super rapid gun, rudal SSM Exocet MM40 Block 3 yang jarak jangkauannya mencapai 180-200 km.

Tak hanya itu, KRI GNR-332 juga memiliki rudal SAM Anti Serangan Udara Mica yang dirancang bisa dioperasikan dalam waktu singkat, di segala cuaca, serta memiliki jarak jangkauan 20-25 km, dan dilengkapi dengan Terma SKWS Decoy Launching System.

KRI GNR-332 juga dilengkapi dengan torpedo AKS A-244S, yang merupakan torpedo jenis ringan berpandu yang memiliki kemampuan khusus untuk mengincar sasaran di perairan laut dangkal. Di samping itu, kapal ini juga dilengkapi dengan Meriam Close In Weapon System (CIWS) Millenium Gun 35mm yang berfungsi menangkis serangan udara dan ancaman permukaan jarak dekat.

KRI ini juga memiliki desain siluman atau stealth. Teknologi yang melengkapinya antara lain infra red signature, low noise signature yang menjadikan kapal sulit terdeteksi oleh radar kapal lain, serta memiliki ketahanan berlayar mencapai 20 hari.

Selain peresmian KRI GNR-332, dilakukan pula pengangkatan Kolonel Laut (P) Endra Hartono menjadi Komandan KRI GNR-332.



Ryamizard mengimbau kepada seluruh awak KRI GNR-332 untuk merawat dan mengoperasikan kapal dengan baik sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.

"Saya berharap Komandan KRI I Gusti Ngurah Rai-332 dan seluruh prajurit harus bangga terpilih menjadi pengawak KRI ini. Saya instruksikan kalian untuk merawat kapal ini dengan sebaik-baiknya sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada rakyat," tutupnya.




Credit  cnnindonesia.com