WASHINGTON
- Peringatan Menteri Luar Negeri Korea Utara (Korut) mengenai
kemungkinan uji coba nuklir di Samudera Pasifik harus diartikan secara
harfiah. Demikian pernyataan pejabat senior Korut kepada CNN dalam
sebuah wawancara.
"Menteri luar negeri sangat menyadari maksud pemimpin tertinggi kami, jadi saya pikir Anda harus mengartikan kata-katanya secara harfiah," kata Ri Yong-pil, seorang diplomat senior di Kementerian Luar Negeri Korut, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (26/10/2017).
Sebelumnya Menteri Luar Negeri Korut, Ri Yong-ho mengatakan, Pyongyang mungkin mempertimbangkan untuk melakukan "ledakan paling kuat" dari bom hidrogen di atas Samudra Pasifik di tengah meningkatnya ketegangan dengan Amerika Serikat (AS).
Pernyataan itu dilontarkan menjawab pertanyaan mengenai maksud dari perkataan pemimpin Korut Kim Jong-un tengah mempertimbangkan tindakan terkuat menanggapi ancaman Presiden AS Donald Trump saat berpidato di Majelis Umum PBB.
Dalam pidato pertamanya di sidang Majelis Umum PBB, Trump mengancam akan menghancurkan Korut secara total jika merasa terancam. Ia juga mengejek pemimpin Korut, Kim Jong-un sebagai Manusia Roket terkait uji coba rudal balistik yang dilakukan berulang kali.
Ancaman Trump ini membuat murka pemimpin Korut, Kim Jong-un. Diktator muda itu pun mengatakan, pemimpin Gedung Putih tersebut “gila” dan akan membayar mahal atas ancamannya.
“Trump tidak layak untuk memegang hak prerogatif dari sebuah komando tertinggi sebuah negara,” kata Kim. Pemimpin Pyongyang ini juga menggambarkan presiden Trump sebagai sebagai pemimpi “nakal dan gangster yang suka bermain api.”
"Menteri luar negeri sangat menyadari maksud pemimpin tertinggi kami, jadi saya pikir Anda harus mengartikan kata-katanya secara harfiah," kata Ri Yong-pil, seorang diplomat senior di Kementerian Luar Negeri Korut, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (26/10/2017).
Sebelumnya Menteri Luar Negeri Korut, Ri Yong-ho mengatakan, Pyongyang mungkin mempertimbangkan untuk melakukan "ledakan paling kuat" dari bom hidrogen di atas Samudra Pasifik di tengah meningkatnya ketegangan dengan Amerika Serikat (AS).
Pernyataan itu dilontarkan menjawab pertanyaan mengenai maksud dari perkataan pemimpin Korut Kim Jong-un tengah mempertimbangkan tindakan terkuat menanggapi ancaman Presiden AS Donald Trump saat berpidato di Majelis Umum PBB.
Dalam pidato pertamanya di sidang Majelis Umum PBB, Trump mengancam akan menghancurkan Korut secara total jika merasa terancam. Ia juga mengejek pemimpin Korut, Kim Jong-un sebagai Manusia Roket terkait uji coba rudal balistik yang dilakukan berulang kali.
Ancaman Trump ini membuat murka pemimpin Korut, Kim Jong-un. Diktator muda itu pun mengatakan, pemimpin Gedung Putih tersebut “gila” dan akan membayar mahal atas ancamannya.
“Trump tidak layak untuk memegang hak prerogatif dari sebuah komando tertinggi sebuah negara,” kata Kim. Pemimpin Pyongyang ini juga menggambarkan presiden Trump sebagai sebagai pemimpi “nakal dan gangster yang suka bermain api.”
Credit sindonews.com
Korea Utara Serius dengan Ancaman Bom Nuklirnya
Yong Pil mengatakan, ancaman yang dikeluarkan oleh Menteri Luar Negeri Korut bulan lalu tidak boleh diabaikan.
"Korut selalu melaksanakan kata-katanya ke dalam tindakan," kata Ri yang tampak sangat marah.
Berbicara dalam sebuah kunjungan ke New York untuk Majelis Umum PBB bulan lalu, Menteri Luar Negeri Korut Ri Yong Ho meningkatkan kemungkinan Korut untuk menguji bom hidrogen yang kuat di atas Samudra Pasifik.
Ancaman dilancarkan terjadi beberapa jam setelah Presiden AS Donald Trump mengancam akan benar-benar menghancurkan Korut. Kala itu, Trump berpidato di PBB.
"Menteri Luar Negeri sangat menyadari maksud pemimpin tertinggi kami, jadi saya pikir Anda harus menanggapi pernyataannya dengan sungguh-sungguh, " kata Ri seperti dilansir CNN, Rabu, (25/10).
Korut melakukan uji coba nuklir enam kali yang paling kuat pada awal September. Klaimnya, bom hidrogen terlibat dalam uji coba tersebut.
PBB menanggapi uji coba nuklir itu dengan menjatuhkan sanksi baru kepada Korut.
Ancaman lanjutan Korut telah menempatkan tetangganya di Pasifik dalam siaga tinggi. Pada bulan September, Pyongyang menerbangkan rudal balistik ke Jepang.
Ketika Korut melakukan uji coba nuklir ke enam, mereka mengklaim telah meledakkan bom hidrogen yang bisa muat di atas sebuah rudal balistik. Pyongyang juga mengatakan, akan menembakkan rudal ke perairan di wilayah Guam, Pasifik AS.
"Korut selalu melaksanakan kata-katanya ke dalam tindakan," kata Ri yang tampak sangat marah.
Berbicara dalam sebuah kunjungan ke New York untuk Majelis Umum PBB bulan lalu, Menteri Luar Negeri Korut Ri Yong Ho meningkatkan kemungkinan Korut untuk menguji bom hidrogen yang kuat di atas Samudra Pasifik.
Ancaman dilancarkan terjadi beberapa jam setelah Presiden AS Donald Trump mengancam akan benar-benar menghancurkan Korut. Kala itu, Trump berpidato di PBB.
"Menteri Luar Negeri sangat menyadari maksud pemimpin tertinggi kami, jadi saya pikir Anda harus menanggapi pernyataannya dengan sungguh-sungguh, " kata Ri seperti dilansir CNN, Rabu, (25/10).
Korut melakukan uji coba nuklir enam kali yang paling kuat pada awal September. Klaimnya, bom hidrogen terlibat dalam uji coba tersebut.
PBB menanggapi uji coba nuklir itu dengan menjatuhkan sanksi baru kepada Korut.
Ancaman lanjutan Korut telah menempatkan tetangganya di Pasifik dalam siaga tinggi. Pada bulan September, Pyongyang menerbangkan rudal balistik ke Jepang.
Ketika Korut melakukan uji coba nuklir ke enam, mereka mengklaim telah meledakkan bom hidrogen yang bisa muat di atas sebuah rudal balistik. Pyongyang juga mengatakan, akan menembakkan rudal ke perairan di wilayah Guam, Pasifik AS.
Credit REPUBLIKA.CO.ID