Washington (CB) - Amerika Serikat (AS) dan enam negara
Teluk mengumumkan sanksi-sanksi terhadap tokoh-tokoh ISIS dan Al Qaeda
di Yaman pada Rabu (25/10) dalam aksi bersama pertama di bawah Pusat
Penargetan Pembiayaan Teroris (Terrorist Financing Targeting Center/TTFC) pimpinan AS dan Arab Saudi.
Sasaran sanksi tersebut termasuk Abu Sulayman al-Adani, yang diidentifikasi sebagai pemimpin keseluruhan operasi ISIS yang sedang berkembang di Yaman.
Sanksi juga mencakup orang yang diduga sebagai kepala pembunuhan dalam kelompok ISIS, Radwan Muhammad Husayn Ali Qanan, dan pemodal utamanya, Sayf Abdulrab Salem al-Hayashi, yang memiliki jaringan supermarket.
Langkah ini ditujukan untuk membekukan aset 11 individu dan dua entitas di seluruh Teluk dan yurisdiksi AS. Individu-individu dan entitas yang kena sanksi itu oleh beberapa negara di anggap sebagai kunci operasi Yaman kelompok ISIS dan Al Qaeda di Jazirah Arab.
"Pendekatan multilateral yang berani dan inovatif ini diperlukan karena terorisme merupakan ancaman bagi seluruh negara kita. Sangat penting bagi kita untuk memerangi hal ini," kata Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dalam sebuah pidato di Riyadh.
"Kami mengoordinasikan aksi ini dengan Kerajaan Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait, Oman, Bahrain, dan Qatar, yang menganggap orang-orang ini menyokong teror di bawah otoritas domestik mereka. Ini penunjukan multilateral terbesar di Timur Tengah," katanya sebagaimana dikutip kantor berita AFP.
TFTC diumumkan pada 21 Mei sebagai upaya gabungan untuk menyasar sumber keuangan kelompok "teror" di seluruh regional.
Para pejabat menganggap ISIS sedang menyebarkan pengaruh dan operasinya ketika operasi militer yang didukung AS menyingkirkan benteng ekstremis itu di Suriah dan Irak.
Sasaran sanksi tersebut termasuk Abu Sulayman al-Adani, yang diidentifikasi sebagai pemimpin keseluruhan operasi ISIS yang sedang berkembang di Yaman.
Sanksi juga mencakup orang yang diduga sebagai kepala pembunuhan dalam kelompok ISIS, Radwan Muhammad Husayn Ali Qanan, dan pemodal utamanya, Sayf Abdulrab Salem al-Hayashi, yang memiliki jaringan supermarket.
Langkah ini ditujukan untuk membekukan aset 11 individu dan dua entitas di seluruh Teluk dan yurisdiksi AS. Individu-individu dan entitas yang kena sanksi itu oleh beberapa negara di anggap sebagai kunci operasi Yaman kelompok ISIS dan Al Qaeda di Jazirah Arab.
"Pendekatan multilateral yang berani dan inovatif ini diperlukan karena terorisme merupakan ancaman bagi seluruh negara kita. Sangat penting bagi kita untuk memerangi hal ini," kata Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dalam sebuah pidato di Riyadh.
"Kami mengoordinasikan aksi ini dengan Kerajaan Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait, Oman, Bahrain, dan Qatar, yang menganggap orang-orang ini menyokong teror di bawah otoritas domestik mereka. Ini penunjukan multilateral terbesar di Timur Tengah," katanya sebagaimana dikutip kantor berita AFP.
TFTC diumumkan pada 21 Mei sebagai upaya gabungan untuk menyasar sumber keuangan kelompok "teror" di seluruh regional.
Para pejabat menganggap ISIS sedang menyebarkan pengaruh dan operasinya ketika operasi militer yang didukung AS menyingkirkan benteng ekstremis itu di Suriah dan Irak.
Credit antaranews.com