Senin, 30 Oktober 2017

Rusia Uji Coba Rudal Nuklir, Warga Mengira Invasi Alien


Rusia Uji Coba Rudal Nuklir, Warga Mengira Invasi Alien
Rudal balistik antar benua topol milik Rusia. Presiden Rusia Vladimir Putin telah meluncurkan empat rudal tersebut selama latihan. Foto/Istimewa


MOSKOW - Presiden Rusia, Vladimir Putin, menembakkan rudal balistik antar benua dalam sebuah latihan militer. Namun, beberapa orang Rusia menduga itu adalah sebuah invasi alien.

Juru bicara kepresidenan Rusia mengatakan Putin meluncurkan empat rudal balistik sebagai bagian dari latihan militer. Rusia tengah menguji koordinasi trias nuklinya; rudal berbasis darat, kapal selam dan penerbangan strategis.


Sebuah video yang dirilis oleh kementerian pertahanan Rusia menunjukkan sebuah peluncur mobile menembaki sebuah rudal Topol dari kosmodrom Plesetsk di barat laut Rusia pada Kamis malam. Rudal tersebut melintasi hampir seluruh negara untuk mencapai sasarannya di tempat uji coba di Kamchatka di timur jauh.

Sebuah kapal selam nuklir melepaskan sebuah rudal dari Laut Barents dekat Norwegia yang berdampak sama dalam latihan itu. Sementara itu, kapal selam lain di Laut Okhotsk di utara Jepang menbembakkan dua rudal ke wilayah lain di Rusia, mencapai target di wilayah Arkhangelsk.

Pesawat strategis termasuk pembom supersonik Tu-160 juga meluncurkan rudal jelajah ke sasaran di Rusia dan Kazakhstan.

"Ini pistol saya, Anda bisa menerimanya tapi hanya dari tangan saya yang dingin dan mati, itulah pesan yang ingin dikirim Putin ke Barat," kata analis pertahanan Ruslan Pukhov, yang mengutip kutipan Charlton Heston yang terkenal seperti dikutip dari Telegraph, Sabtu (28/10/2017).

Namun latihan militer tersebut malah memunculkan rumor yang bermacam-macam di masyarakat. Penduduk wilayah utara Rusia yang mengabadikan cahaya raksasa di langit lewat foto dan video pada Kamis malam mengatakan bahwa itu adalah ilusi optik, akhir dunia, atau invasi alien. Media dan pejabat lokal menghubungkan fenomena tersebut dengan peluncuran rudal, mungkin dalam interaksi dengan Cahaya Utara atau Aurora.

Unjuk kekuatan nuklir tersebut terjadi seminggu setelah Putin menyangkal bahwa Rusia telah melanggar sebuah perjanjian senjata nuklir 1987 dengan Amerika Serikat. Putin mengatakan bahwa pihaknya telah "menyingkirkan situasi" dengan pesaing Perang Dinginnya dengan mengembangkan rudal berbasis udara dan laut.

Rusia telah memodernisasi kekuatan nuklirnya saat AS menyebarkan perisai pertahanan rudal di Polandia dan Rumania. Pekan ini, surat kabar Kommersant melaporkan bahwa kementerian pertahanan merencanakan sebelum akhir tahun untuk menguji coba sebuah rudal balistik berbahan bakar cair yang dijuluki "Setan 2" oleh NATO. Rudal tersebut diduga akan mampu membawa 16 hulu ledak nuklir, cukup untuk menghancurkan sebuah negara Eropa, atau senjata hipersonik.

Rusia melepaskan rudal balistik lain dari kosmodrom Plesetsk saat latihan perang Zapad bersama dengan Belarus bulan lalu. Sebuah "tas kerja nuklir" dengan sistem peluncuran menyertai Putin kemanapun dia pergi. 




Credit  sindonews.com