Militer Irak pindah ke Kota Kirkuk tiga pekan setelah
wilayah Kurdistan mengadakan referendum kemerdekaan. Mereka bertujuan
merebut kembali daerah-daerah di bawah kontrol Kurdi sejak milisi
memasuki wilayah tersebut.
Penduduk daerah yang dikuasai Kurdi, termasuk Kirkuk,
sebagian besar memisahkan diri dari Irak dalam pemungutan suara pada 25
September lalu. Sementara Kirkuk berada diluar Kurdistan Irak dan
pemilih Kurdi diizinkan ambil bagian dalam pemungutan suara tersebut.
Perdana Menteri Irak Haider Al-Abadi, telah mengecam
pemilihan suara tersebut sebagai inkonstitusional. Namun pemerintah
daerah Kurdistan tetap bersikeras menyatakan pemilihan tersebut sah.
Pejabat AS mengatakan mereka terlibat dengan semua pihak di
Irak untuk mengurangi ketegangan. Sementara Presiden AS Donald Trump
mengatakan AS tidak berpihak.
"Kami tidak menyukai kenyataan mereka bentrok," kata Trump seperti yang dilansir dari BBC News, Selasa (17/10).
Senin (16/10) Haider Al-Abadi mengatakan, operasi di
wilayah Kirkuk diperlukan untuk melindungi kesatuan negara yang dalam
bahaya pembagian akibat referendum tersebut.
"Kami meminta semua warga negara untuk bekerja sama dengan
angkatan bersenjata kami, yang berkomitmen dalam arahan ketat untuk
melindungi penduduk sipil," katanya.
Ia juga menambahkan, akan memberlakukan sistem keamanan dan
ketertiban dan melindungi instalasi serta melindungi institusi negara.
Credit REPUBLIKA.CO.ID