JUBA
- Duta besar Amerika Serikat (AS) untuk PBB, Nikki Haley, dievakuasi
dari sebuah kamp di Sudan Selatan. Haley terpaksa dievakuasi setelah
aksi kekerasan pecah dalam sebuah demonstrasi politik di dekat daerah
yang dikunjunginya.
Haley tengah mengunjungi sebuah kamp yang dioperasikan PBB untuk orang-orang terlantar. Kunjungan itu dilakukan bersamaan dengan demonstrasi politik untuk menentang Presiden Sudan Selatan Salva Kiir.
"Petugas keamanan PBB menggunakan gas air mata untuk memaksa lebih dari 100 demonstran bubar dan pergi," kata seorang pekerja kamp seperti dikutip dari Sputnik, Kamis (26/10/2017).
Haley mengeluarkan sebuah peringatan kepada Kliir saat kunjungan tersebut. "Kebencian dan kekerasan yang kita lihat harus dihentikan, saya biarkan dia tahu bahwa AS berada di persimpangan jalan, dan setiap keputusan yang akan datang akan didasarkan pada tindakannya," kata Haley memperingatkan.
Kelompok bersenjata yang setia kepada Kliir dan Riek Machar telah bentrok selama bertahun-tahun dalam konflik sipil yang menyebabkan jutaan orang eksodus dari negara ini. Haley mengatakan militer Kliir telah menggunakan tentara anak-anak dan beberapa anggotanya terlibat dalam pemerkosaan.
AS telah menuangkan lebih banyak uang di Sudan Selatan untuk bantuan kemanusiaan daripada negara lain, dengan setidaknya USD11 miliar telah dilakukan, Haley melaporkan. Haley mengungkapkan ketidaksenangannya pada apa yang dia lihat di Sudan Selatan.
"Ini bukan yang kami pikir sedang kami investasikan. Apa yang kami pikir kami investasikan adalah masyarakat yang adil dan bebas dimana orang bisa selamat dan Sudan Selatan adalah kebalikannya," cetus Haley.
Haley tengah mengunjungi sebuah kamp yang dioperasikan PBB untuk orang-orang terlantar. Kunjungan itu dilakukan bersamaan dengan demonstrasi politik untuk menentang Presiden Sudan Selatan Salva Kiir.
"Petugas keamanan PBB menggunakan gas air mata untuk memaksa lebih dari 100 demonstran bubar dan pergi," kata seorang pekerja kamp seperti dikutip dari Sputnik, Kamis (26/10/2017).
Haley mengeluarkan sebuah peringatan kepada Kliir saat kunjungan tersebut. "Kebencian dan kekerasan yang kita lihat harus dihentikan, saya biarkan dia tahu bahwa AS berada di persimpangan jalan, dan setiap keputusan yang akan datang akan didasarkan pada tindakannya," kata Haley memperingatkan.
Kelompok bersenjata yang setia kepada Kliir dan Riek Machar telah bentrok selama bertahun-tahun dalam konflik sipil yang menyebabkan jutaan orang eksodus dari negara ini. Haley mengatakan militer Kliir telah menggunakan tentara anak-anak dan beberapa anggotanya terlibat dalam pemerkosaan.
AS telah menuangkan lebih banyak uang di Sudan Selatan untuk bantuan kemanusiaan daripada negara lain, dengan setidaknya USD11 miliar telah dilakukan, Haley melaporkan. Haley mengungkapkan ketidaksenangannya pada apa yang dia lihat di Sudan Selatan.
"Ini bukan yang kami pikir sedang kami investasikan. Apa yang kami pikir kami investasikan adalah masyarakat yang adil dan bebas dimana orang bisa selamat dan Sudan Selatan adalah kebalikannya," cetus Haley.
Credit sindonews.com