Jumat, 27 Oktober 2017

Amerika Kirim Jet Siluman Terbaru Hadapi Nuklir Korea Utara




Amerika Kirim Jet Siluman Terbaru Hadapi Nuklir Korea Utara
Pesawat generasi kelima buatan Lockheed Martin, F-35A Lightning II lepas landas di ajang Paris Air Show di Bandara Le Bourget Airport, Paris, 20 June 2017. REUTERS/Pascal Rossignol

CB, Jakarta -Amerika Serikat telah mengirim lebih banyak lagi armada militer canggihnya, termasuk jet tempur siluman F-35A untuk menghadapi ancaman serangan senjata nuklir  Korea Utara yang meningkat.
Sementara satu kapal induk  Amerika yang kedua telah tiba di Pasifik barat. Kehadiran kapal induk ini untuk mendemonstrasikan kekuatan terbaru Washington menyusul serangkaian uji coba rudal dan nuklir oleh Pyongyang.

Kapal Induk The USS Theodore Roosevelt memasuki Pasifik barat pada hari Selasa dan segera bergabung dengan USS Ronald Reagan dari Semenanjung Korea, beberapa minggu sebelum Presiden Donald Trump melakukan perjalanan ke wilayah tersebut.
"USS Theodore Roosevelt siap untuk melaksanakan misi, mulai dari bantuan kemanusiaan hingga operasi tempur. Ketika bergerak, kami harus siap untuk apapun," kata petinggi militer Amerika Serikat, Kapten Carlos Sardiello, seperti yang dilansir Mirror pada 24 Oktober 2017.
12 pesawat tempur siluman terbaru dan paling mematikan Amerika Serikat, F-35A Lightning IIs dan 300 awak pesawat akan ditempatkan selama 6 bulan di Jepang. Pesawat tempur Skuadron Tempur ke-34 tersebut, akan tiba di Pangkalan Militer Angkatan Udara Kadena, Okinawa, pada November 2017.

Amerika mengklaim F-35A sebagai jet paling canggih di dunia, dan diyakini akan mengalahkan kekuatan udara Korea Utara.
Sebelumnya, Amerika Serikat telah menempatkan pesawat pengebomnya untuk siaga 24 jam guna menghadapi ancaman senjata nuklir Korea Utara. Amerika untuk pertama kali sejak akhir Perang Dingin tahun 1991 melakukan langkah siaga seperti ini. 





Credit  TEMPO.CO



Selusin Jet Siluman F-35 AS Ancang-ancang Dekati Korut


Selusin Jet Siluman F-35 AS Ancang-ancang Dekati Korut
Pesawat jet tempur siluman F-35A Amerika Serikat. Sebanyak 12 jet tempur F-35A akan dikerahkan Washington ke dekat wilayah Korea Utara November nanti. Foto/REUTERS/US Air Force


WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) bersiap mengerahkan pesawat jet tempur siluman F-35A ke wilayah yang dekat dengan Korea Utara (Korut). Pengerahan jet tempur yang mampu menghindari radar di sekitar Pyongyang ini berpotensi memicu kemarahan rezim Kim Jong-un.

Sebanyak 12 pesawat tempur siluman tersebut direncanakan akan menjalani luar negeri perdananya bulan depan ke Pangkalan Angkatan Udara Kadena, di Pulau Okinawa, Jepang selatan.

Mengutip laporan Quartz, F-35 adalah program senjata termahal dalam sejarah yang harganya lebih dari USD400 juta.

Laman National Interest dalam laporannya menulis; ”Sebagai salah satu senjata terbaik untuk menghancurkan Korea Utara, F-35A adalah alat yang berguna untuk menyerang pertahanan udara Korea Utara dan simpul komando dan kontrol selama perang.”

Jet tempur canggih itu, menurut laporan Daily Beast, akan bergabung dengan sekelompok jet tempur siluman yang akan bergerak melambat di sekitar Korea Utara.

Sementara itu, Angkatan Udara AS dalam sebah pernyataan mengatakan bahwa 12 pesawat tempur F-35 dan 200 penerjun dari 34th Fighter Squadron akan bergabung dengan sekitar 100 personel dari 419th Fighter Wing Komando Angkatan Udara AS.

Kontingen akan melakukan perjalanan ke Pangkalan Angkatan Udara Kadena di Pulau Okinawa Jepang mulai awal November nanti.

”Penyebaran yang telah lama direncanakan ini dirancang untuk menunjukkan komitmen AS terhadap stabilitas dan keamanan di kawasan itu,” kata Angkatan Udara AS dalam sebuah pernyataan, yang dikutip Kamis (26/10/2017).

Selusin jet tempur F-35 itu segera dikerahkan setelah Pentagon menerbangkan pesawat pembom B-1B Lancer di atas lepas pantai Korea Utara bulan lalu dalam sebuah demonstrasi kekuatan terhadap Pyongyang.

Sepak terjang Washington tak hanya ditunjukkan oleh angkatan udaranya saja. Beberapa hari lalu, kapal perang AS, Jepang dan Korea Selatan melakukan latihan melacak rudal balistik di kawasan perairan semenanjung Korea dengan klaim untuk mengantisipasi potensi ancaman serangan nuklir dan rudal Pyongyang.

Sementara itu, Duta Besar Korut untuk PBB, Ja Song Nam, menyebut latihan angkatan laut Amerika Serikat (AS) di dekat Semenanjung Korea baru-baru ini sebagai persiapan perang nuklir dan serangan pre-emptive melawan Pyongyang. Dia meminta DK PBB rapat untuk mendiskusikan masalah ini. 


Permintaan diplomat Pyongyang itu disampaikan melalui surat yang salinannya dikirim kepada The Associated Press. Menurut Ja Song Nam, latihan angkatan laut AS baru-baru ini adalah yang terbesar. “Yang dilancarkan dengan memobilisasi aset strategis nuklir,” tulis Ja.

Latihan, lanjut dia, digelar setelah Presiden AS Donald Trump bulan lalu membuat pernyataan paling ganas, yakni ingin menghancurkan DPRK (Korut) secara total.

Ja mengatakan, latihan angkatan laut Washington yang dimulai pada 16 Oktober dan melibatkan kapal induk bertenaga nuklir USS Ronald Reagan, tiga kapal selam nuklir, kapal perusak Aegis dan lebih dari 40 kapal perang serta sejumlah jet tempur dari segala jenis, telah meningkatkan ketegangan di semenanjung Korea.

Latihan lima hari dengan angkatan laut Korea Selatan tersebut digelar menjelang kunjungan resmi Trump ke Asia bulan depan. Washington dan Seoul secara teratur melakukan latihan militer gabungan yang dikecam Pyongyang sebagai latihan invasi.

”Apa yang tidak bisa diabaikan,” kata Ja. ”Adalah fakta bahwa AS, yang tidak merasa puas dengan latihan militer gabungan di semenanjung Korea, menendang tekanan militer terhadap DPRK dalam skala dunia dan menjadi lebih tak tergoyahkan dalam upayanya mengenalkan NATO dan angkatan bersenjata pengikutnya yang lain datang ke semenanjung Korea jika terjadi keadaan darurat,” papar Ja.





Credit  sindonews.com