Senin, 30 Oktober 2017

Pengadilan AS Proses Dakwaan Pertama Terkait Intervensi Rusia


Pengadilan AS Proses Dakwaan Pertama Terkait Intervensi Rusia
Juri federal AS menyetujui dakwaan pertama terkait ikut campur Rusia dalam pemilu AS yang dimenangkan Presiden Donald Trump. (REUTERS/Jonathan Ernst)


Jakarta, CB -- Juri federal menyetujui dakwaan pertama dalam penyidikan dugaan intervensi Rusia dalam pemilihan umum Amerika Serikat 2016.

Dakwaan itu masih disegel atas perintah seorang hakim federal sehingga belum diketahui pasal apa yang digunakan maupun siapa terdakwa yang diincar dalam kasus ini, kata seorang sumber kepada Reuters, Sabtu (28/10). Hal itu baru bisa diungkap paling cepat Senin ini.

Persetujuan dakwaan oleh juri di Washington pertama kali dilaporkan oleh CNN, yang menyatakan bahwa terdakwanya sudah bisa ditahan pada Senin yang akan datang.


Sejumlah badan intelijen AS menyimpulkan bahwa Rusia ikut campur dalam pemilu untuk membantu Presiden Donald Trump mengalahkan kandidat dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, melalui peretasan dan pengungkapan surat elektronik yang memalukan, serta penyebaran propaganda via media sosial untuk merugikan kampanyenya.

Konsul Khusus Robert Mueller, mantan Direktur Biro Investigasi Federal atau FBI, sedang menyelidiki apakah para pejabat kampanye Trump berkolusi dengan Rusia.

"Jika Konsul Khusus menyimpulkan penting dan pantas, Konsul Khusus diizinkan untuk mendakwa kejahatan federal yang muncul dari investigasi terkait masalah-masalah ini," kata Wakil Jaksa Agung Rod Rosenstein dalam surat penunjukkan Mueller, 17 Mei lalu.


Sejumlah sumber yang mengetahui investigasi ini menyatakan ia telah menggunakan otoritas luasnya untuk menginvestigasi hubungan antara para anak buah Trump dengan pemerintah-pemerintah asing, juga kemungkinan pencucian uang, pengabaian pajak dan kejahatan finansial lainnya.

Peter Carr, juru bicara Mueller, menolak untuk mengomentari perkembangan terbaru ini.

Trump, politikus Partai Republik yang terpilih sebagai presiden pada November lalu, telah menampik serangkaian dugaan kolusi tim kampanyenya dengan Rusia dan mengecam investigasi ini sebagai "pembunuhan karakter."

Kremlin pun, di sisi lain, telah menampik tudingan tersebut.


Tim konsul khusus telah melakukan sejumlah wawancara dengan mantan kepala staf Gedung Putih Reince Priebus, mantan juru bicara Sean Spicer dan pejabat serta mantan pejabat Gedung Putih lainnya.

Pada Juli, agen FBI menggeledah sebuah rumah di Virginia yang dimiliki mantan manajer kampanye Trump, Paul Manafort. Tim Mueller sementara itu menyelidiki transaksi finansial dan properti serta pekerjaan lama Manafort di sebuah partai politik pro-Rusia di Ukraina.

Mueller ditunjuk untuk memimpin investigasi ini sepekan setelah Trump memecat Direktur FBI James Comey yang tengah menyelidiki sejumlah kasus federal terkait kemungkinan kolusi dengan Rusia.




Credit  cnnindonesia.com