Mogadishu, Somalia (CB) - Sedikitnya 263 orang tewas
akibat ledakan bom kembar di jantung ibu kota Somalia, Mogadishu,
menurut para dokter, Senin, mengukuhkan serang itu menjadi serangan
paling mematikan sejak pemberontakan militan dimulai pada 2007.
Pejabat lokal menyatakan korban tewas lebih dari 200 orang, Minggu, tanpa memberikan jumlah yang pasti menyusul ledakan yang menghantam dua persimpangan yang sibuk pada Sabtu.
Aden Nur, seorang dokter di rumah sakit kota Madina, mengatakan bahwa mereka telah mencatat 258 kematian, sementara Ahmed Ali, seorang perawat di rumah sakit Osman Fiqi terdekat, mengatakan bahwa ada lima mayat telah dikirim ke rumah sakit tersebut.
"Sebanyak 160 mayat tidak dapat dikenali dan oleh karenanya mereka dikuburkan oleh pemerintah, yang lainnya dimakamkan oleh keluarga mereka. Lebih dari seratus orang terluka dibawa ke sini," kata Nur.
Delapan dari korban luka serius diangkut dengan ambulans ke bandara pada Senin pagi untuk diterbangkan ke Turki demi mendapatkan perawatan lebih lanjut, kata Nur.
Pejabat lokal menyatakan korban tewas lebih dari 200 orang, Minggu, tanpa memberikan jumlah yang pasti menyusul ledakan yang menghantam dua persimpangan yang sibuk pada Sabtu.
Aden Nur, seorang dokter di rumah sakit kota Madina, mengatakan bahwa mereka telah mencatat 258 kematian, sementara Ahmed Ali, seorang perawat di rumah sakit Osman Fiqi terdekat, mengatakan bahwa ada lima mayat telah dikirim ke rumah sakit tersebut.
"Sebanyak 160 mayat tidak dapat dikenali dan oleh karenanya mereka dikuburkan oleh pemerintah, yang lainnya dimakamkan oleh keluarga mereka. Lebih dari seratus orang terluka dibawa ke sini," kata Nur.
Delapan dari korban luka serius diangkut dengan ambulans ke bandara pada Senin pagi untuk diterbangkan ke Turki demi mendapatkan perawatan lebih lanjut, kata Nur.
Credit antaranews.com