Ramallah, Palestina (CB) - Bagi Ehad Al-Hariry, pembawa
acara radio terkemuka Palestina, peringatan 50 tahun pendudukan Israel
atas tanah Palestina membawa banyak makna.
Bagi dia, tembok pemisah yang didirikan Israel di sepanjang Garis Hijau sebagai perbatasan yang diakui masyarakat internasional sejak berdirinya Israel pada 1949, adalah pengingat paling luar biasa mengenai pendudukan Israel yang membawa derita dan kenangan menyakitkan bagi rakyat Palestina.
Jadi Al-Jariry datang dengan ide menandai 50 tahun pendudukan Israel menggunakan tiruan mini tembok pemisah, di mana semua peristiwa besar dalam konflik Palestina-Israel selama setengah abad belakangan digambarkan.
Gambar itu meliputi Tepi Barat Sungai Jordan, Yerusalem Timur, Jalur Gaza, Dataran Tinggi Golan, dan Semenanjung Sinai di Mesir yang diduduki Israel setelah Perang 1967. Sekitar 750.000 orang Palestina dipaksa meninggalkan rumah mereka akibat pendudukan Yahudi.
"Gagasannya untuk mencerminkan sejarah dan peristiwa utama yang terjadi selama 50 tahun pendudukan atas Tepi Barat, Yerusalem dan Jalur Gaza, untuk mengingatkan rakyat, terutama generasi muda, mengenai apa yang telah terjadi yang tidak mereka saksikan atau alami," kata Al-Jariry.
"Itu juga (dirancang) untuk mengenang semua orang yang telah memberi sumbangan bagi perjuangan berlanjut kami melawan pendudukan dan ketahanan (rakyat Palestina) dalam 50 tahun terakhir," ia menambahkan sebagaimana dikutip kantor berita Xinhua.
Atas nama pencegahan serangan gerilyawan Palestina, Israel telah mendirikan tembok pemisah di dekat Jalur Hijau, yang ilegal menurut hukum internasional.
Tembok setinggi delapan meter yang dilengkapi banyak perangkat pengawas itu telah membawa dampak merusak bagi masyarakat dan ekonomi Palestina.
Gagasan Al-Jariry diwujudkan oleh Heinrich Boll Institute Jerman, yang memutuskan untuk membuat replika mini tembok pemisah, yang akan dipamerkan di universitas-universitas Palestina dan diperlihatkan ke masyarakat di beberapa kota besar Palestina.
Miniatur tembok tersebut sekarang dipamerkan di gerbang utama gedung Pemerintah Kota Praja Ramallah di jantung kota itu.
Lama Hourani, Manager Program Heinrich Boll Institute, mengatakan miniatur tembok pemisah itu merupakan simbol penting ingatan kolektif rakyat Palestina.
"Kami berusaha mengingatkan orang-orang mengenai peristiwa-peristiwa besar yang telah kami lalui, evolusi pemikiran politik dan cara perjuangan serta faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi evolusi ini," kata Hourani.
Ini juga dimaksudkan untuk "menarik generasi baru untuk melihat rincian peristwa-peristiwa yang tidak banyak mereka ketahui, dan juga bagi generasi tua untuk mengambil pelajaran dari semua peristiwa yang telah kami lalui untuk masa depan," kata wanita pejabat itu.
Al-Jariry mengatakan alasan memamerkan miniatur ke publik adalah untuk memungkinkan orang-orang melihatnya saat mereka berkendara atau lewat, dengan demikian sasarannya lebih banyak orang yang tak biasa mengunjungi galeri.
"Eksibisi ini bertujuan untuk menghidupkan kembali cerita rakyat Palestina dengan memperlihatkan ingatan yang mungkin orang lupakan," kata Maram Totah, Pejabat Penerangan Kota Ramallah, kepada Xinhua.
Bagi dia, tembok pemisah yang didirikan Israel di sepanjang Garis Hijau sebagai perbatasan yang diakui masyarakat internasional sejak berdirinya Israel pada 1949, adalah pengingat paling luar biasa mengenai pendudukan Israel yang membawa derita dan kenangan menyakitkan bagi rakyat Palestina.
Jadi Al-Jariry datang dengan ide menandai 50 tahun pendudukan Israel menggunakan tiruan mini tembok pemisah, di mana semua peristiwa besar dalam konflik Palestina-Israel selama setengah abad belakangan digambarkan.
Gambar itu meliputi Tepi Barat Sungai Jordan, Yerusalem Timur, Jalur Gaza, Dataran Tinggi Golan, dan Semenanjung Sinai di Mesir yang diduduki Israel setelah Perang 1967. Sekitar 750.000 orang Palestina dipaksa meninggalkan rumah mereka akibat pendudukan Yahudi.
"Gagasannya untuk mencerminkan sejarah dan peristiwa utama yang terjadi selama 50 tahun pendudukan atas Tepi Barat, Yerusalem dan Jalur Gaza, untuk mengingatkan rakyat, terutama generasi muda, mengenai apa yang telah terjadi yang tidak mereka saksikan atau alami," kata Al-Jariry.
"Itu juga (dirancang) untuk mengenang semua orang yang telah memberi sumbangan bagi perjuangan berlanjut kami melawan pendudukan dan ketahanan (rakyat Palestina) dalam 50 tahun terakhir," ia menambahkan sebagaimana dikutip kantor berita Xinhua.
Atas nama pencegahan serangan gerilyawan Palestina, Israel telah mendirikan tembok pemisah di dekat Jalur Hijau, yang ilegal menurut hukum internasional.
Tembok setinggi delapan meter yang dilengkapi banyak perangkat pengawas itu telah membawa dampak merusak bagi masyarakat dan ekonomi Palestina.
Gagasan Al-Jariry diwujudkan oleh Heinrich Boll Institute Jerman, yang memutuskan untuk membuat replika mini tembok pemisah, yang akan dipamerkan di universitas-universitas Palestina dan diperlihatkan ke masyarakat di beberapa kota besar Palestina.
Miniatur tembok tersebut sekarang dipamerkan di gerbang utama gedung Pemerintah Kota Praja Ramallah di jantung kota itu.
Lama Hourani, Manager Program Heinrich Boll Institute, mengatakan miniatur tembok pemisah itu merupakan simbol penting ingatan kolektif rakyat Palestina.
"Kami berusaha mengingatkan orang-orang mengenai peristiwa-peristiwa besar yang telah kami lalui, evolusi pemikiran politik dan cara perjuangan serta faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi evolusi ini," kata Hourani.
Ini juga dimaksudkan untuk "menarik generasi baru untuk melihat rincian peristwa-peristiwa yang tidak banyak mereka ketahui, dan juga bagi generasi tua untuk mengambil pelajaran dari semua peristiwa yang telah kami lalui untuk masa depan," kata wanita pejabat itu.
Al-Jariry mengatakan alasan memamerkan miniatur ke publik adalah untuk memungkinkan orang-orang melihatnya saat mereka berkendara atau lewat, dengan demikian sasarannya lebih banyak orang yang tak biasa mengunjungi galeri.
"Eksibisi ini bertujuan untuk menghidupkan kembali cerita rakyat Palestina dengan memperlihatkan ingatan yang mungkin orang lupakan," kata Maram Totah, Pejabat Penerangan Kota Ramallah, kepada Xinhua.
Credit antaranews.com