Rabu, 20 Mei 2015

Dapat Ancaman, KJRI Sydney Minta WNI Jangan Panik


 
KJRI Sydney Himbau WNI Jangan Panik (Foto:Reuters)
KJRI Sydney Himbau WNI Jangan Panik (Foto:Reuters)
SYDNEY  (CB) Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Sydney, Australia, kembali mendapat ancaman.  Kali ini berupa surat kaleng pada 19 Mei. KJRI Sydney menghimbau para WNI untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi.
“KJRI sudah menyampaikan himbauan kepada WNI agar tetap tenang dan jangan panik serta tetap melakukan aktivitas seperti biasa,” ujar Konsul Sosial Budaya KJRI Sydney, Nicholas Manopo, dalam pesan singkat kepada Okezone, Rabu (20/5/2015).
Pihak KJRI Sydney menambahkan saat ini tidak ada ancaman kepada WNI sejak pelaksanaan hukuman mati terhadap gembong narkoba asal Australia Andrew Chan dan Myuran Sukumaran.
“Bila ada hal-hal yang mencurigakan segera lapor polisi atau pihak KJRI,” ujar Nicholas.
Ketika ditanya mengenai surat kaleng yang diterima KJRI Sydney, Nicholas mengatakan jika pihak KJRI Sydney telah melaporkan surat tersebut kepada pihak Kepolisian Sydney. Surat itu kini sedang diselidiki dan diuji forensik olah pihak Kepolisian Sydney
 
 
 Credit  Okezone
 
 

WNI di Aussie Diteror Akibat Eksekusi Mati

 
 
 
   Surat Ancaman yang Ditujukan kepada WNI di Sydney (Foto: ABC Australia Plus) 
 
Surat Ancaman yang Ditujukan kepada WNI di Sydney (Foto: ABC Australia Plus)
SYDNEY  (CB) - Kantor Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Sydney, Australia, menerima surat kaleng berisi ancaman kekerasan yang ditujukan pada warga negara Indonesia (WNI) di Australia. Dalam surat yang diterima pada Selasa (19/5/2015) sore itu, pengirim surat mengatakan, aksi balas dendam dilandaskan kebencian atas Indonesia yang mengeksekusi mati dua warga negara Australia.
Pengirim surat mengatakan, "Karena Indonesia membunuh Andrew Chan dan Myuran Sukumaran dengan cara barbar, maka sekarang tiga pemuda Indonesia yang tinggal di Komplek Kensington masing-masing disiram segelas air keras ke wajah mereka dan lihat bagaimana perasaan keluarga mereka seperti memiliki mayat hidup".
Bukan pertama kali KJRI menerima ancaman yang ditujukan kepada Indonesia. Namun KJRI telah melaporkan surat kaleng itu ke kepolisian setempat karena pengancam menargetkan WNI.
"Kami biasa menerima surat kaleng bernada protes kepada Pemerintah Indonesia. Tapi, surat kaleng yang satu ini berisi ancaman yang ditujukan langsung kepada WNI. Bentuk ancamannya juga sangat spesifik maka kami langsung melapor ke Kepolisian Sydney," kata pihak KJRI, seperti dikutip ABC Australia Plus, Selasa (19/5/2015).
Kepolisian Sydney segera menanggapi laporan tersebut dan menginvestigasi pengirim surat. Polisi berpatroli di sekitar Kantor KJRI dan komunitas WNI di Kensington untuk mengamankan WNI.
Menyusul ancaman tersebut, KJRI Sydney mengimbau WNI untuk waspada dan berhati-hati. WNI diminta segera melapor bila mendapat ancaman atau menerima hal-hal mencurigakan lainnya.
"Kami minta warga untuk berkoordinasi dengan sesama WNI lain di Sydney. Tetap waspada dan berhati-hati," ujarnya.
WNI diimbau untuk tetap tenang dan tidak panik. "Lakukan aktivitas seperti biasa," sambungnya.
Pihak KJRI mengemukakan, sebelum eksekusi mati duo gembong narkoba Bali Nine, Andrew Chan dan Myuran Syukumaran, KJRI Sydney memang menerima banyak surat kaleng berisi protes atas keputusan hukuman mati. Namun, jumlahnya tidak sebanyak surat protes yang dilayangkan ke KJRI di Canberra atau Melbourne.
Surat ancaman berangsur berkurang setelah eksekusi mati. Bahkan, KJRI sudah tidak menerima surat kaleng selama sepekat terakhir, setelah jenazah Andrew Chan dan Myuran Sukumaran dimakamkan pada awal Mei lalu di Sydney.




Credit  Okezone