MOSKOW
- Sebuah meteor meledak di atmosfer Bumi, di atas Laut Bering, Rusia
pada 18 Desember tahun lalu tanpa diketahui publik. Para ilmuwan
mengungkap meteor yang meledak itu melepaskan energi 10 kalinya bom atom
yang menghancurkan Hiroshima, Jepang.
Bola api itu merobek langit Semenanjung Kamchatka Rusia pada 18 Desember dan melepaskan energi yang setara dengan 173 kiloton TNT. Itu adalah ledakan udara terbesar sejak meteor lain meluncur ke atmosfer di atas Chelyabinsk, di barat daya Rusia, enam tahun lalu, dan terbesar kedua dalam 30 tahun terakhir.
Tidak seperti meteor yang meledak di atas Chelyabinsk, yang terekam CCTV, ponsel dan kamera dasbor mobil, kedatangan meteor pada Desember 2018 lalu tidak diketahui pada saat itu karena meledak di lokasi terpencil.
Bola api itu merobek langit Semenanjung Kamchatka Rusia pada 18 Desember dan melepaskan energi yang setara dengan 173 kiloton TNT. Itu adalah ledakan udara terbesar sejak meteor lain meluncur ke atmosfer di atas Chelyabinsk, di barat daya Rusia, enam tahun lalu, dan terbesar kedua dalam 30 tahun terakhir.
Tidak seperti meteor yang meledak di atas Chelyabinsk, yang terekam CCTV, ponsel dan kamera dasbor mobil, kedatangan meteor pada Desember 2018 lalu tidak diketahui pada saat itu karena meledak di lokasi terpencil.
Pada 15 Februari 2013, meteor selebar 20 meter meledak di atas Chelyabinsk dan menerangi langit pada pagi hari. Pada puncaknya, bola api itu terbakar yang cahayanya 30 kali lebih terang daripada matahari. Kilatan cahaya itu memunculkan gelombang kejut yang membuat orang jatuh bangun dan menghancurkan jendela di ribuan apartemen. Tidak ada yang terbunuh, tetapi lebih dari 1.200 orang terluka, di mana banyak dari mereka terkena pecahan kaca. Beberapa orang menderita luka bakar pada retina mata karena menonton kilatan cahaya tersebut.
Pada tahun 1908 ledakan meteor paling kuat di zaman modern mengguncang tanah di Rusia. Batu itu meledak di atas Tunguska, sebuah daerah berpenduduk jarang di Siberia, dan meratakan sekitar 80 juta pohon di atas area seluas 770 mil persegi.
Credit sindonews.com