PM Inggris, Theresa May, mengisyaratkan
dirinya akan mempertimbangkan mengundurkan diri jika anggota parlemen
mau mendukung proposal Brexit usulannya. (Reuters/Clodagh Kilcoyne)
Jakarta, CB -- Perdana Menteri Inggris, Theresa May, mengisyaratkan dirinya akan mempertimbangkan mengundurkan diri jika anggota parlemen mau mendukung proposal Brexit usulannya.
Indikasi ini terungkap dalam laporan surat kabar The Sun yang dikutip Reuters pada Selasa (26/3). Menurut The Sun, May menyampaikan isyarat itu dalam percakapan pribadi dengan Tory Eurosceptics dalam perkumpulan Chequers pada Minggu (24/3) malam.
"May juga menegaskan dia pertama-tama perlu tahu apakah jumlah dukungan (dalam parlemen) cukup banyak untuk diganti dengan perjanjian pengunduran diri sebelum ia setuju untuk menindaklanjutinya," tulis surat kabar itu
Wacana pengunduran diri May muncul ketika pemerintah dan parlemen Inggris tak kunjung menyepakati negosiasi Brexit. Berdasarkan undang-undang, Uni Eropa memberikan tenggat waktu hingga akhir Maret ini.
Indikasi ini terungkap dalam laporan surat kabar The Sun yang dikutip Reuters pada Selasa (26/3). Menurut The Sun, May menyampaikan isyarat itu dalam percakapan pribadi dengan Tory Eurosceptics dalam perkumpulan Chequers pada Minggu (24/3) malam.
"May juga menegaskan dia pertama-tama perlu tahu apakah jumlah dukungan (dalam parlemen) cukup banyak untuk diganti dengan perjanjian pengunduran diri sebelum ia setuju untuk menindaklanjutinya," tulis surat kabar itu
Wacana pengunduran diri May muncul ketika pemerintah dan parlemen Inggris tak kunjung menyepakati negosiasi Brexit. Berdasarkan undang-undang, Uni Eropa memberikan tenggat waktu hingga akhir Maret ini.
Isu pengunduran May juga muncul tak lama setelah parlemen mengambil alih proses Brexit untuk satu hari dan akan menentukan sejumlah pilihan terkait Brexit melalui serangkaian pemungutan suara pada Rabu (27/3).
Salah satu keputusan penting yang harus diambil adalah mengenai hubungan antara Inggris dan Uni Eropa di masa depan.
Sebelumnya, May terus menekankan kepentingan Inggris untuk tetap menjalin hubungan ekonomi sedekat mungkin dengan Uni Eropa.
Namun, sejumlah pihak ingin Inggris benar-benar keluar dari Uni Eropa tanpa kesepakatan apa pun, satu langkah yang memicu kekhawatiran para pebisnis.
Akibat kisruh negosiasi antara pemerintah dan parlemen, pekan lalu May meminta Uni Eropa menunda proses Brexit.
Meski Uni Eropa menyetujui permintaan May, blok tersebut sudah menyiapkan sejumlah langkah jika Inggris memutuskan untuk keluar tanpa kesepakatan.
Komisi
Eropa setidaknya mempersiapkan langkah dalam 13 sektor utama, mencakup
aturan penerbangan, transportasi darat, pengaturan perjalanan,
perbankan, hingga hak penangkapan ikan.
Jika Inggris benar-benar keluar tanpa kesepakatan, Uni Eropa akan segera menerapkan aturan tersebut sesegera mungkin, termasuk soal perbatasan seperti pemeriksaan bea cukai, inspeksi keamanan pangan, dan verifikasi standar Uni Eropa.
Jika Inggris benar-benar keluar tanpa kesepakatan, Uni Eropa akan segera menerapkan aturan tersebut sesegera mungkin, termasuk soal perbatasan seperti pemeriksaan bea cukai, inspeksi keamanan pangan, dan verifikasi standar Uni Eropa.
Credit cnnindonesia.com