Parlemen Venezuela mendeklarasikan situasi
darurat setelah lima hari negara mereka mengalami padam listrik
besar-besaran. (Reuters/Manaure Quintero)
Jakarta, CB -- Parlemen Venezuela mendeklarasikan situasi darurat setelah lima hari negara mereka mengalami padam listrik besar-besaran.
Pemimpin parlemen yang mendeklarasikan diri sebagai presiden interim Venezuela, Juan Guaido, mengatakan bahwa mati listrik berkepanjangan ini tak dapat dibiarkan karena melumpuhkan negara.
"Tak ada yang normal di Venezuela dan kami tidak akan membiarkan tragedi ini menjadi hal normal. Oleh karena itu, kami butuh dekrit situasi darurat ini," ujar Guaido sebagaimana dikutip Reuters, Senin (11/3).
Berdasarkan konstitusi Venezuela, seorang presiden memang dapat mendeklarasikan situasi darurat di tengah situasi "yang benar-benar membahayakan keamanan negara." Namun, tak dijabarkan dampak praktis dari deklarasi tersebut.
Pemimpin parlemen yang mendeklarasikan diri sebagai presiden interim Venezuela, Juan Guaido, mengatakan bahwa mati listrik berkepanjangan ini tak dapat dibiarkan karena melumpuhkan negara.
"Tak ada yang normal di Venezuela dan kami tidak akan membiarkan tragedi ini menjadi hal normal. Oleh karena itu, kami butuh dekrit situasi darurat ini," ujar Guaido sebagaimana dikutip Reuters, Senin (11/3).
Berdasarkan konstitusi Venezuela, seorang presiden memang dapat mendeklarasikan situasi darurat di tengah situasi "yang benar-benar membahayakan keamanan negara." Namun, tak dijabarkan dampak praktis dari deklarasi tersebut.
Guaido mendeklarasikan situasi ini karena geram akan sikap Presiden
Nicolas Maduro yang tak melakukan tindakan apa pun. Maduro hanya
mengatakan bahwa listrik di negaranya padam karena sabotase Amerika
Serikat.
AS dan sekitar 50 negara lainnya mendukung Guaido yang mengklaim diri sebagai presiden interim Venezuela di tengah demonstrasi anti-Maduro pada Januari lalu.
Guaido lantas mendesak Maduro untuk menepikan urusan politik di tengah krisis listrik yang membuat rakyat kian sengsara.
AS dan sekitar 50 negara lainnya mendukung Guaido yang mengklaim diri sebagai presiden interim Venezuela di tengah demonstrasi anti-Maduro pada Januari lalu.
Guaido lantas mendesak Maduro untuk menepikan urusan politik di tengah krisis listrik yang membuat rakyat kian sengsara.
Mati listrik ini membuat Venezuela kacau balau. Kereta api bawah tanah
tak beroperasi, sementara puluhan pasien meninggal karena peralatan
rumah sakit tak dapat berfungsi.
Di ruas-ruas jalan, warga mengantre untuk mengisi air dari pipa-pipa pembuangan kotoran karena pompa mereka tak beroperasi.
"Ini membuat saya gila. Pemerintah tak mau mengakui bahwa ini adalah kesalahan mereka karena mereka tak melakukan perawatan [listrik] selama bertahun-tahun," kata seorang warga, Naile Gonzalez.
Di ruas-ruas jalan, warga mengantre untuk mengisi air dari pipa-pipa pembuangan kotoran karena pompa mereka tak beroperasi.
"Ini membuat saya gila. Pemerintah tak mau mengakui bahwa ini adalah kesalahan mereka karena mereka tak melakukan perawatan [listrik] selama bertahun-tahun," kata seorang warga, Naile Gonzalez.
Listrik di Venezuela kerap kali padam karena kekurangan investasi pemerintah di bidang infrastruktur.
Pemerintah sering menuding ada upaya sabotase, tapi tak pernah menyebut pihak yang mereka anggap sebagai dalangnya.
Tahun lalu, Maduro meminta angkatan bersenjata menjaga generator di Guri, tapi listrik tetap sering padam. Situasi ini dianggap sebagai kemunduran karena sebelumnya, Guri dianggap sebagai salah satu pembangkit listrik paling kuat di Amerika Latin.
"Kita pernah punya sistem listrik paling baik di dunia, paling kuat. Mereka yang kini memerintah menghancurkannya," kata presiden asosiasi insinyur listrik profesional, Winston Cabas.
Pemerintah sering menuding ada upaya sabotase, tapi tak pernah menyebut pihak yang mereka anggap sebagai dalangnya.
Tahun lalu, Maduro meminta angkatan bersenjata menjaga generator di Guri, tapi listrik tetap sering padam. Situasi ini dianggap sebagai kemunduran karena sebelumnya, Guri dianggap sebagai salah satu pembangkit listrik paling kuat di Amerika Latin.
"Kita pernah punya sistem listrik paling baik di dunia, paling kuat. Mereka yang kini memerintah menghancurkannya," kata presiden asosiasi insinyur listrik profesional, Winston Cabas.
Credit cnnindonesia.com