HELSINKI
- Direktur Komunikasi Kementerian Luar Negeri Finlandia, Vesa Hakkinen
mengatakan bahwa Perjanjian Pasukan Nuklir Jangka Menengah (INF) adalah
perjanjian pengendalian senjata yang berhasil. Dia kemudin meminta Rusia
dan Amerika Serikat (AS) untuk melanjutkan dialog mengenai perjanjian
itu, demi stabilitas strategis.
"Perjanjian INF adalah perjanjian pengendalian senjata yang sangat sukses, itu membuka jalan bagi akhir Perang Dingin dan memberikan kontribusi besar bagi stabilitas dan keamanan di Eropam," kata Hakkinen dalam sebuah pernyataan.
"Kami menyerukan AS dan Rusia untuk melanjutkan dialog tentang stabilitas strategis dan kami siap memberikan layanan yang baik (sebagai mediator) di masa depan. Kami juga menyerukan kesabaran dan pengendalian diri," sambungnya, seperti dilansir Sputnik pada Minggu (3/2).
"Perjanjian INF adalah perjanjian pengendalian senjata yang sangat sukses, itu membuka jalan bagi akhir Perang Dingin dan memberikan kontribusi besar bagi stabilitas dan keamanan di Eropam," kata Hakkinen dalam sebuah pernyataan.
"Kami menyerukan AS dan Rusia untuk melanjutkan dialog tentang stabilitas strategis dan kami siap memberikan layanan yang baik (sebagai mediator) di masa depan. Kami juga menyerukan kesabaran dan pengendalian diri," sambungnya, seperti dilansir Sputnik pada Minggu (3/2).
AS
telah menuduh Rusia melanggar perjanjian INF dan pada hari Jumat
mengumumkan bahwa pihaknya menagguhkan perjanjian itu dan mungkin akan
menarik diri secara penuh jika Rusia tidak merubah sikapnya dalam kurun
waktu enam bulan kedepan.
Sebagai respon atas keputusan AS tersebut, kemarin Presiden Rusia, Vladimir Putin mengatakan Moskow akan turut menagguhkan perjanjian INF.
Sebagai respon atas keputusan AS tersebut, kemarin Presiden Rusia, Vladimir Putin mengatakan Moskow akan turut menagguhkan perjanjian INF.
Putin
juga telah memerintahkan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov dan
Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu untuk tidak melanjutkan
negosiasi mengenai perlucutan senjata dengan AS. Tetapi, Putin mencatat
bahwa semua proposal Rusia tetap ada di atas meja.
Credit sindonews.com