Disaksikan para diplomat tingkat tinggi dari negara-negara anggota PBB dan oleh para pejabat tinggi PBB, Guterres mengucapkan sumpah, dituntun oleh Presiden Majelis Umum Peter Thomson.
Majelis Umum PBB pada 13 Oktober menunjuk Guterres sebagai sekjen ke-9 PBB menggantikan Ban Ki-moon dari Korea Selatan yang mengakhiri tugasnya akhir tahun ini.
Masa jabatan lima tahun Guterres akan dimulai pada 1 Januari 2017 dan berakhir pada 31 Desember 2021.
Guterres, politisi berusia 67 tahun, pernah menjabat Komisioner Tinggi PBB urusan Pengungsi sejak Juni 2005 hingga Desember 2015. Ia adalah perdana menteri Portugal dari 1995 sampai 2002.
Setelah menyatakan sumpah, Guterres mengatakan kepada Majelis Umum PBB yang beranggotakan 193 negara bahwa ia merasa sangat terhormat mendapat kepercayaan dari negara-negara anggota.
Ia bertekad menjalankan tugas dengan baik sesuai dengan tujuan dan prinsip-prinsip Piagam PBB.
Menurutnya, prioritas PBB saat ini adalah menangani akar-akar permasalahan berbagai tantangan global melalui tiga pilar, yaitu perdamaian dan keamanan, pembangunan berkelanjutan dan hak-hak asasi manusia.
Ia berjanji akan memimpin PBB untuk melakukan reformasi agar PBB dapat memberikan dukungan yang lebih baik bagi agenda pembangunan dunia yang berkelanjutan dan perjanjian iklim Paris.
Guterres juga menjanjikan reformasi manajemen untuk menjadikan PBB organisasi yang "gesit, efisien dan efektif" dan lebih memusatkan perhatian pada pelaksanaan serta mengurangi proses, lebih berorientasi pada orang, mengurangi birokrasi."
Pengambilan sumpah Guterres dilakukan setelah Majelis Umum PBB memberikan penghormatan kepada Ban Ki-moon atas pengabdiannya memimpin organisasi internasional itu selama satu dekade sejak 2007.
Ban mengaku merasa terhormat telah mengabdi bersama-sama dengan banyak sosok berbakat di PBB selama sepuluh tahun terakhir ini serta menyaksikan "kekuatan kerjasama internasional dalam menghadapi tantangan-tantangan yang paling berat."
Ban mengakhiri pidato perpisahannya dengan menyampaikan ucapan "terima kasih" dalam enam bahasa resmi PBB, yaitu Inggris, Spanyol, Prancis, Arab, China dan Rusia, demikian Xinhua.
Credit ANTARA News