KOLOMBO
- Intelijen Sri Lanka ternyata sudah mengirim peringatan terkait
kemungkinan adanya serangan teroris sepuluh hari sebelum delapan bom
mengguncang tiga gereja, empat hotel dan sebuah rumah. Namun, otoritas
keamanan gagal bertindak.
Sejauh ini sudah 207 orang tewas dalam serangan delapan bom di berbagai gereja dan hotel. Sebanyak 13 orang telah ditangkap polisi. Belum ada pihak atau kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan mengerikan tersebut.
Bom-bom yang menargetkan tiga gereja meledak saat ibadah Paskah berlangsung hari Minggu. Sejumlah warga asing asal Amerika Serikat dan Inggris berada di antara korban tewas. Kementerian Luar Negeri Indonesia menyatakan belum ada informasi terkait kemungkinan adanya warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban.
Surat peringatan dari intelijen sudah dikirim pada 11 April. Dalam suratnya, intelijen Sri Lanka mengeluarkan peringatan nasional tentang kemungkinan serangan bom bunuh diri yang direncanakan terhadap Gereja Katolik dan Komisi Tinggi India di Kolombo. Menurut surat tersebut, serangan teroris kemungkinan akan dilancarkan organisasi Islam garis keras bernama National Thowheed Jamath.
Menteri Telekomunikasi Harin Fernando merilis surat peringatan intelijen itu di Twitter. "Beberapa petugas intelijen mengetahui kejadian ini. Karena itu ada penundaan dalam tindakan. Apa yang ayah saya dengar juga dari seorang perwira intelijen. Tindakan serius perlu diambil mengapa peringatan ini diabaikan. Saya berada di Badulla tadi malam," tulis Fernando di akun Twitter-nya, @fernandoharin yang dikutip Senin (22/4/2019).
Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe mengakui adanya peringatan intelijen tersebut. "Kita juga harus melihat mengapa tindakan pencegahan yang memadai tidak dilakukan," katanya.
Polisi mengatakan 13 tersangka telah ditangkap sehubungan dengan rentetan pemboman tersebut. Menurut Wickremesinghe para tersangka adalah warga lokal. "Tetapi para penyelidik akan memeriksa apakah para penyerang memiliki hubungan di luar negeri," katanya.
Sejauh ini sudah 207 orang tewas dalam serangan delapan bom di berbagai gereja dan hotel. Sebanyak 13 orang telah ditangkap polisi. Belum ada pihak atau kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan mengerikan tersebut.
Bom-bom yang menargetkan tiga gereja meledak saat ibadah Paskah berlangsung hari Minggu. Sejumlah warga asing asal Amerika Serikat dan Inggris berada di antara korban tewas. Kementerian Luar Negeri Indonesia menyatakan belum ada informasi terkait kemungkinan adanya warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban.
Surat peringatan dari intelijen sudah dikirim pada 11 April. Dalam suratnya, intelijen Sri Lanka mengeluarkan peringatan nasional tentang kemungkinan serangan bom bunuh diri yang direncanakan terhadap Gereja Katolik dan Komisi Tinggi India di Kolombo. Menurut surat tersebut, serangan teroris kemungkinan akan dilancarkan organisasi Islam garis keras bernama National Thowheed Jamath.
Menteri Telekomunikasi Harin Fernando merilis surat peringatan intelijen itu di Twitter. "Beberapa petugas intelijen mengetahui kejadian ini. Karena itu ada penundaan dalam tindakan. Apa yang ayah saya dengar juga dari seorang perwira intelijen. Tindakan serius perlu diambil mengapa peringatan ini diabaikan. Saya berada di Badulla tadi malam," tulis Fernando di akun Twitter-nya, @fernandoharin yang dikutip Senin (22/4/2019).
Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe mengakui adanya peringatan intelijen tersebut. "Kita juga harus melihat mengapa tindakan pencegahan yang memadai tidak dilakukan," katanya.
Polisi mengatakan 13 tersangka telah ditangkap sehubungan dengan rentetan pemboman tersebut. Menurut Wickremesinghe para tersangka adalah warga lokal. "Tetapi para penyelidik akan memeriksa apakah para penyerang memiliki hubungan di luar negeri," katanya.
Credit sindonews.com