Rabu, 08 Agustus 2018

Soal Sandera, Duterte Batal Kirim Kapal Perang ke Libya, Kenapa?


Anggota tentara nasional Libya memegang senjata mesin saat bertempur dengan militas ISIS di Benghazi, Libya, 9 November 2017. REUTERS/Esam Omran Al-Fetori
Anggota tentara nasional Libya memegang senjata mesin saat bertempur dengan militas ISIS di Benghazi, Libya, 9 November 2017. REUTERS/Esam Omran Al-Fetori
CBManila – Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, batal mengirimkan kapal perang ke Libya terkait penculikan tiga orang warga negara itu di sana.


Sebaliknya, Duterte akan mengirimkan beberapa orang menteri untuk menangani urusan ini.
Ini karena para penyandera merupakan milisi yang sedang bertempur melawan pemerintahan Libya.
“Itu sebabnya dianggap lebih berhati-hati untuk tidak bekerja sama dengan pemerintah Libya untuk melihat apa yang menjadi tuntutan para penyandera,” kata Harry Roque, juru bicara kepresidenan Filipina, kepada media pada 7 Agustus 2018 seperti dilansir media ABS CBN.
Tiga orang warga Filipina ini bekerja untuk sebuah perusahaan air. Mereka ditahan kelompok milisi bersama seorang warga negara Korea Selatan. Pemerintah Korea mengatakan akan mengirim kapal perang ke kawasan Libya untuk menangani penyanderaan ini.

Presiden Rodrigo Duterte sedang berbincang dengan anggota kabinetnya. Rabu, 4 April 2018. Rchard Madelo/Presidential Photo
Namun, Duterte mengubah rencananya setelah mendapat masukan dari para menteri terkait penyanderaan ini. Duterte lalu membentuk gugus tugas yang terdiri dari kementerian Luar Negeri, menteri Buruh, penasehat Presiden mengenai Muslim, dan Sekretaris Pembangunan Mindanao.
Pada pekan lalu, sebuah video diunggah di jejaring sosial menunjukkan keempat tawanan sedang duduk di atas pasir dengan seorang penjaga bersenjata berjongkok di belakang mereka. Tidak jelas kapan video ini diunggah.

Seoul dan Manila telah membenarkan keempat orang sandera adalah warga negaranya. Ini juga dibenarkan oleh kelompok intelijen SITE yang memantau peristiwa terorisme.
Sejak bekas diktaror Libya, Muammar Qaddafi dijatuhkan dan tewas pada 2011, kelompok teror ISIS kerap menculik sejumlah pekerja dan perwakilan diplomat di Libya untuk dimintai tebusan.
Seperti diberitakan Reuters, Korea Selatan telah mengerahkan sebuah kapal untuk melakukan operasi anti-pembajakan di Teluk Aden untuk membebaskan empat sandera itu, yang sekarang sudah satu bulan ditahan sebuah kelompok bersenjata di Libya.

Sedangkan Duterte mengatakan ada kemungkinan akan melakukan hal sama dan bakal membahas masalah penculikan ini dalam pertemuan dengan pejabat bidang keamanan.




Credit  tempo.co