Selasa, 05 Juni 2018

Ini Alasan Raja Desak PM Yordania Mundur dari Jabatannya



Raja Yordania Abdullah II.
Raja Yordania Abdullah II.
Foto: Reuters/Jonathan Ernst

Penghapusan subsidi roti, makanan pokok bagi rakyat miskin, semakin memicu kemarahan




CB, AMMAN -- Raja Yordania Abdullah diperkirakan akan meminta Perdana Menteri, Hani Mulki mengundurkan diri pada Senin (4/6). Itu sebagai upaya untuk meredam kemarahan yang meluas atas kebijakan ekonomi yang memicu protes terbesar dalam beberapa tahun terakhir.


Pemecatan Mulki dituntut dalam serangkaian protes terhadap kenaikan pajak yang didukung IMF yang telah mengguncang kerajaan. Sumber-sumber mengatakan Raja Abdullah telah memerintahkan Mulki untuk hadir di istananya pada Senin (4/6).

Mulki, seorang politisi yang ramah bisnis, diangkat pada Mei 2016. Ia diberi tanggung jawab menghidupkan kembali ekonomi yang lesu dan sentimen bisnis yang dilanda gejolak regional.


Kemarahan publik terhadap kebijakan pemerintah yang didorong oleh IMF telah tumbuh sejak kenaikan pajak penjualan umum yang curam pada awal tahun ini. Selain itu penghapusan subsidi roti, barang pokok bagi orang miskin juga semakin memicu kemarahan publik. Kenaikan itu telah menyebabkan popularitas Mulki menurun.


Ribuan warga Yordania turun ke jalan-jalan ibu kota, Amman, dan di kota-kota provinsi utama pada hari Ahad (3/6) dalam perpanjangan protes yang dimulai Rabu (25/5) lalu. Protes melebar pada hari Sabtu (2/6) setelah Mulki menolak untuk membuat memo tagihan yang meningkatkan pajak pribadi dan perusahaan. Ia mengatakan itu tergantung kepada parlemen untuk memutuskan.


Para saksi mengatakan para demonstran yang berkumpul di dekat kantor kabinet mengatakan mereka akan bubar hanya jika pemerintah membatalkan tagihan pajak yang dikirim ke parlemen bulan lalu. Menurut para pengkritik, tagihan pajak itu akan memperburuk standar hidup.


"Pemerintah telah membuat kita tidak punya uang. Mereka telah meninggalkan kita dengan tidak ada lagi uang di kantong kita," teriak pengunjuk rasa.


Serikat pekerja yang mewakili puluhan ribu karyawan baik di sektor publik dan swasta juga telah menyerukan pemogokan umum pada hari Rabu, setelah tuntutan mereka untuk membatalkan tagihan ditolak oleh pemerintah. Pemerintah mengatakan perlu lebih banyak dana untuk layanan publik.


Pihaknya berargumen bahwa perubahan pajak mengurangi kesenjangan sosial dengan menempatkan beban yang lebih berat pada orang yang berpenghasilan tinggi dan meninggalkan pekerja negara dengan bayaran yang lebih rendah relatif tanpa cedera. Perekonomian Yordania telah berjuang untuk tumbuh dalam beberapa tahun terakhir dalam menghadapi defisit kronis ketika modal asing swasta dan aliran bantuan menurun.


Para politisi dan ekonom mengatakan bahwa rencana konsolidasi fiskal yang dipaksakan IMF telah memperparah penderitaan orang-orang Yordania yang miskin dan meremas kelas menengah. Para pengunjuk rasa juga mengecam politisi karena menghambur-hamburkan dana publik dan korupsi.


"Tuntutan kami sah. Tidak, tidak untuk korupsi," kata para demonstran mendesak Raja Abdullah, yang dipandang sebagai kekuatan pemersatu, untuk campur tangan dan menindak korupsi secara resmi.







Credit  republika.co.id