52 korban dilapokan meninggal saat memprotes peresmian Kedubes AS di Yerusalem.
CB,VIENNA
-- Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio
Gutteres mengungkapkan keprihatinan dan kekhawatirannya terkait
tingginya jumlah korban tewas dalam aksi protes warga Palestina di
sepanjang perbatasan Gaza, Senin (14/5). Setidaknya 52 warga Palestina
dilaporkan meninggal dunia saat mengikuti aksi memprotes peresmian
Kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat di Yerusalem.
Menurut data dari Kementerian Kesehatan Palestina, 52 warga meninggal
dunia dan lebih dari 1.000 orang mengalami luka-luka. Bahkan, enam dari
korban tewas tersebut adalah anak-anak. Bersamaan dengan peresmian
kantor Kedutaan Besar AS di Yerusalem, ribuan warga Palestina menggelar
aksi protes di sepanjang perbatasan Israel-Palestina di sebelah timur
Gaza.
Berbicara kepada wartawan di Kantor PBB di Vienna,
Austria, Gutteres mengaku prihatin dengan kondisi yang terjadi di
perbatasan Israel-Palestina tersebut. ''Secara khusus, saya khawatir
dengan perkembangan berita mengenai apa yang terjadi di Gaza, terlebih
dengan tingginya jumlah korban meninggal dunia,'' ujar Gutteres seperti
dikutip
Anadolu Agency, Selasa (15/4) dini hari WIB.
Gutteres
pun menyebutkan, salah satu solusi yang bisa ditawarkan untuk
perdamaian Israel-Palestina adalah dengan mengedepankan skema solusi dua
negara. ''Tidak ada rencana B untuk solusi dua negara, dimana warga
Israel dan Palestina bisa hidup dengan damai,'' ujar Gutteres.
Pemerintah
Amerika Serikat akhirnya memindahkan dan meresmikan pembukaan kantor
Kedutaan Besar Amerika Serikat di Yerusalem, Senin (14/5) waktu
setempat.
Acara peresmian itu dihadiri oleh delegasi
khusus dari Gedung Putih, Ivanka Trump, dan penasihat senior Presiden
Amerika Serikat, Donald Trump, Jared Kushner. Selain itu, Perdana
Menteri Israel, Benyamin Netanyahu, juga hadir dalam peresmian kantor
Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk Israel tersebut.