Senin, 28 Mei 2018

Gadis Guatemala Dibunuh Pasukan AS, Korban Dianggap 'Binatang'


Gadis Guatemala Dibunuh Pasukan AS, Korban Dianggap Binatang
Kerabat gadis Guatemala yang ditembak mati pasukan patroli perbatasan AS menunjukkan foto korban. Foto/REUTERS


GUATEMALA CITY - Seorang gadis Guatemala berusia 19 tahun dibunuh oleh pasukan patroli perbatasan Amerika Serikat (AS). Presiden Donald Trump menganggap korban sebagai "binatang" yang mencoba memasuki Amerika dengan menjadi anggota geng migran ilegal.

Deskripsi negatif itu membuat keluarga korban tersinggung. Korban yang diidentifikasi bernama Claudia Gomez, ditembak mati pada Rabu di Texas selatan oleh seorang petugas yang melepaskan tembakan.

Agen Patroli Perbatasan AS dalam sebuah pernyataan mengatakan petugas menembak perempuan itu setelah beberapa orang "mendorong" korban memasuki perbatasan Texas selatan.

Agen tersebut mendeskripsikan orang-orang yang mencoba masuk ke wilayah AS sebagai sekelompok orang asing ilegal, di mana Claudia Gomez berada di antara mereka.

Pernyataan tersebut juga mengklaim bahwa sekelompok orang asing yang mencoba masuk ke wilayah AS menyerang para petugas dengan benda-benda tumpul. Agen itu menegaskan bahwa Gomez berada di antara para penyerang.

"Kepada pemerintah Amerika Serikat, (saya minta) bahwa Anda jangan memperlakukan kami seperti ini-seperti binatang-hanya karena Anda adalah negara yang kuat dan maju," kata Dominga Vicente, bibi Gomez, mengatakan kepada wartawan di Guatemala City, yang dilansir Reuters, Sabtu (26/5/2018).

Pada hari Kamis, Kementerian Luar Negeri Guatemala mengatakan hak-hak migran harus dihormati. "Guatemala menyesalkan setiap tindakan kekerasan dan penggunaan kekuatan yang berlebihan oleh patroli perbatasan," kata kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan.

Sebuah video berdurasi tujuh menit yang di-posting online menunjukkan insiden penembakan tersebut. Dalam video itu, seorang wanita beteriak dalam bahasa Spanyol; "Mengapa Anda menembak gadis ini? Anda membunuhnya!".

Trump mengatakan pekan lalu bahwa dia merujuk pada kelompok kriminal ketika dia menyebut beberapa imigran gelap sebagai "binatang".

Dia membela pernyataannya dan kini berencana untuk mengurangi bantuan ke negara-negara yang dia sebut tidak melakukan apa pun untuk menghentikan anggota geng MS-13 menyeberang ke Amerika Serikat.

Kelompok kriminal itu dikenal menyebar di El Salvador, Honduras dan Guatemala.




Credit  sindonews.com