Rabu, 30 Mei 2018

Paraguay Akan Dipimpin Presiden Perempuan untuk Pertama Kali


Paraguay Akan Dipimpin Presiden Perempuan untuk Pertama Kali
Alicia Pucheta akan menggantikan Presiden Horacio Cartes yang mengundurkan diri. (Reuters/Jorge Adorno)

Jakarta, CB -- Alicia Pucheta akan menjadi presiden perempuan Paraguay pertama menggantikan Presiden Horacio Cartes yang memutuskan mengundurkan diri.

Alicia, 68, saat ini merupakan wakil presiden. Ia akan mengisi kursi orang nomor satu di Paraguay untuk sementara waktu sampai periode Cartes berakhir Agustus mendatang.

Cartes memutuskan mengundurkan diri agar bisa menjadi seorang senator. Dia telah mengajukan surat pengunduran diri secara resmi kepada Kongres pada Senin (28/5).


Dikutip AFP, parlemen akan memutuskan pengunduran diri Cartes besok, Rabu (30/5). Di hari yang sama, parlemen juga akan melantik Pucheta sebagai presiden sementara Paraguay.



Sementara itu, pada 15 Agustus mendatang, politikus konservatif Mario Abdo Benitez akan memulai periode pertamanya sebagai presiden untuk lima tahun ke depan setelah memenangkan pemilu pada 22 April lalu.

Pengunduran diri Cartes disebut telah diprediksi sebelumnya setelah pria 61 tahun itu terpilih menjadi anggota Senat pada pemilu April lalu. Pelantikan para senator dijadwalkan berlangsung pada 30 Juni mendatang.

Seorang senator oposisi Desiree Masi tak menilai pengangkatan Pucheta sebagai kemajuan peran perempuan dalam politik di negara Amerika Tengah itu.



"Seorang wanita yang menunjukkan kepatuhan pada penguasa tak mewakili kaum perempuan. Suatu hari, seorang wanita harus bisa menjadi pemimpin melalui persaingan pemilihan umum," kata Masi, Selasa (29/5).

Sementara itu,Lilian Samaniego, senator dari Partai Colorado binaan Cartes, menyambut baik penunjukkan Pucheta sebagai presiden.

Menurutnya, pengangkatan Pucheta bisa memotivasi kaum perempuan di Paraguay untuk bisa bersaing sehat memperjuangkan kesetaraan gender terutama dalam dunia politik.

"Pengangkatan Pucheta menjadi motivasi perempuan Paraguay untuk melanjutkan perjuangan mendapat kesempatan yang sama dengan kaum pria," tutur Samaniego.



Paraguay hanya memiliki delapan perempuan dari total 45 kursi senator. Sementara itu hanya ada 11 perempuan dari total 80 anggota majelis rendah parlemen Paraguay.

Berbatasan dengan Argentina, Bolivia, dan Brasil, Paraguay masih dianggap menjadi negara paling miskin di Amerika Latin.

Meski menikmati pertumbuhan ekonomi yang cukup konsisten di masa kepemimpinan Cartes, pemerintah dianggap masih gagal mengentaskan kemiskinan, budaya korupsi, serta maraknya perdagangan narkoba di negara itu.

Paraguay juga masih berada di peringkat 135 dari 180 negara dalam indeks korupsi Transparency International pada 2017 lalu.




Credit  cnnindonesia.com