Kamis, 24 Mei 2018

Duterte Akui Filipina Tak Sanggup Berperang Melawan China


Duterte Akui Filipina Tak Sanggup Berperang Melawan China
Presiden Filipina, Rodrigo Duterte mengatakan negaranya itu tidak mampu pergi berperang melawan Cina. Foto/Istimewa


MANILA - Presiden Filipina, Rodrigo Duterte mengatakan negaranya itu tidak mampu pergi berperang melawan Cina, di tengah seruan untuk tanggapan yang lebih kuat menyusul laporan bahwa Beijing telah mendaratkan pesawat pembom di pulau-pulau di kawasan Laut Cina Selatan.

“Saya tidak mampu untuk berperang saat ini. Saya tidak dapat pergi ke pertempuran yang tidak dapat saya menangkan dan hanya akan menghasilkan kehancuran bagi Angkatan Bersenjata kita," ucap Duterte.

"Saya benar-benar ingin melakukan sesuatu untuk menegaskan posisi kami. Tapi Anda tahu, ketika saya menjadi presiden, sudah ada keributan di Laut Filipina Barat," sambungnya saat menyampaikan dalam pidato di ulang tahun ke 120 Angkatan Laut Filipina di Manila,

Pada tahun 2012, Filipina secara resmi mengganti nama perairan di lepas pantai barat negara itu menjadi Laut Filipina Barat sebagai bagian dari upaya untuk mendefinisikan wilayah kedaulatannya.

Duterte, seperti dilansir Anadolu Agendy pada Rabu (23/5), kemudian menekankan keinginannya untuk membela kedaulatan Filipina, tetapi mengatakan dia tidak ingin membuat gerakan apapun yang akan menghancurkan negaranya.

"Dalam perkiraan saya sendiri, itu akan menjadi kerugian besar bagi bangsa, dan mungkin kita akan berakhir dengan kekalahan. Semua hal ini saya ingin Anda diketahui. Apakah Anda menerimanya atau tidak, itulah kenyataannya di lapangan," ungkapnya.

Duterte, bagaimanapun, mengatakan kepada Angkatan Laut Filipina untuk melanjutkan tugasnya dalam membela kedaulatan negara, khususnya di kawasan Laut Filipina Barat.

"Karena itu saya meminta masing-masing dari Anda untuk melakukan bagian Anda, sehingga dalam 120 tahun mendatang, kita dapat membentuk kekuatan Angkatan Laut yang akan bertahan seumur hidup, dan mungkin kita dapat mulai menyerang negara lain," tukasnya. 




Credit  sindonews.com